Mahfud MD Ungkap Bantuan Tulus Luhut Binsar Pandjaitan Selama Bertahun-Tahun
JAKARTA – Hubungan pertemanan antara Mahfud MD dan Luhut Binsar Pandjaitan ternyata sangat erat dan telah terjalin selama puluhan tahun.
Mahfud mengaku bahwa Luhut banyak membantunya sejak pertama kali mereka bertemu dalam kabinet Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 24 tahun lalu.
Dalam kabinet tersebut, Mahfud menjabat sebagai Menteri Pertahanan, sementara Luhut sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Mahfud MD menyebut Luhut sebagai teman yang tulus dan selalu mendukungnya.
"Seorang yang sangat menarik sebagai tokoh Indonesia yang saya kenal dan sampai sekarang menjadi teman diskusi, teman terbaik saya yang saya anggap tulus," ungkap Mahfud dalam akun YouTube miliknya.
Setelah masa jabatannya sebagai menteri berakhir, Mahfud memutuskan mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk mendampingi Gus Dur di partai.
Saat itu, Mahfud masih mengajar sebagai guru besar di Yogyakarta dan harus bolak-balik antara Yogyakarta dan Jakarta setiap minggu.
Luhut, yang mengetahui kondisi Mahfud, menawarkan bantuan.
"Pak Luhut tanya, kan saya tiap minggu Jogja-Jakarta. 'Kamu gimana biayanya?' Saya jawab, 'Saya masih ngajar guru besar, masih cukup, dan gaji saya cukup.' Tapi tiap bulan saya tetap dikirimi uang sama dia. 'Ini tiket dan biaya pulsa telepon, temani Gus Dur'," kata Mahfud.
Bantuan itu terus diberikan Luhut dari tahun 2001 hingga 2004, saat ia mulai merintis karier sebagai pengusaha.
Namun, ketika Luhut menjadi anggota DPR RI pada tahun 2004, Mahfud meminta agar bantuan tersebut dihentikan.
"Menurut Undang-Undang, saya tidak boleh menerima uang di luar gaji, termasuk dari Pak Luhut. 'Lho kenapa? Ini kan bukan urusan suap-menyuap, ini bantuan teman.' Saya bilang, 'Tidak bisa, ini aturan.' Akhirnya berhenti ngasih," kenang Mahfud.
Namun, dua tahun kemudian, Luhut kembali menghubungi Mahfud.
Ia tetap ingin membantu, mengingat Mahfud sering melakukan perjalanan ke berbagai kota untuk tugasnya di DPR dengan gaji yang dianggap Luhut tidak memadai.
Luhut bahkan mendirikan perusahaan bernama PT Bangun Bejana, di mana Mahfud diangkat sebagai komisaris.
Dengan posisi tersebut, Mahfud dapat menerima gaji resmi tanpa melanggar aturan.
"Saya jadi komisarisnya agar bisa diberi bantuan. Itu November 2006," ujar Mahfud.
Gaji tersebut dikirimkan langsung oleh anak Luhut, Uli Simanjuntak, yang kini menjadi Ketua Persit Kartika.
Namun, ketika Mahfud menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), ia memutuskan mundur sebagai komisaris utama di perusahaan itu karena ingin menjaga kedisiplinan aturan yang melarangnya menerima uang dari pihak mana pun.
"Pada akhirnya saya mengundurkan diri sejak saat itu. Saya berhenti dari bantuan Pak Luhut, karena saya disiplin terhadap aturan," tegas Mahfud.
Luhut sendiri mengaku tulus membantu Mahfud.
"Jadi ya, saya gak miskin juga ngasih duit segitu. Bagi-bagi saja," kata Luhut.
Ia menegaskan bahwa jumlah yang diberikan kepada Mahfud tidak signifikan baginya.
"Yang saya kasih ke Pak Mahfud kecil menurut saya. Kami jadi teman saja, tidak selalu sependapat, tapi saling mendukung," tutup Luhut Binsar Pandjaitan.(*)