Netizen Soroti Foto Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya, Tiga Botol Minuman Beralkohol Tampil di Rak Pajangan
Berbagai informasi terkait Ivan Sugianto, pelaku yang menyuruh siswa SMA Gloria 2 Surabaya untuk sujud dan menggonggong di depan orang tua serta umum, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Dalam sebuah foto yang beredar, Ivan Sugianto tampak duduk santai di belakang meja di Polrestabes Surabaya, dengan logo dan emblem Polrestabes di latar belakang.
Namun, perhatian netizen tidak hanya tertuju pada Ivan. Mereka juga memperhatikan adanya tiga botol minuman di rak pajangan di belakangnya. Ternyata, botol tersebut merupakan minuman beralkohol dengan merek Clase Azul yang berasal dari Meksiko. Minuman tersebut diketahui memiliki kadar alkohol 40 persen dan dijual dengan harga sekitar 5 juta rupiah per botol, dengan varian rasa vanilla, cloves, dan cinnamon.
Clase Azul dikenal sebagai minuman beralkohol premium yang memiliki harga cukup tinggi, dan botol-botol tersebut memicu berbagai komentar dari netizen. Banyak yang mempertanyakan mengapa minuman beralkohol tersebut dipajang di samping emblem Polrestabes Surabaya, sebuah lembaga penegak hukum.
Salah satu netizen, @Naz_lira, mengomentari hal ini dengan mempertanyakan apakah minuman seharga 5 juta rupiah benar-benar diletakkan di dekat emblem Polrestabes Surabaya. Beberapa netizen lainnya juga membahas harga minuman tersebut dan mengaitkannya dengan dunia hiburan malam, di mana Ivan Sugianto diketahui memiliki klub malam bernama Valhalla Spectaclub Surabaya.
Tidak sedikit netizen yang menyoroti kemungkinan adanya hubungan antara Ivan dan oknum aparat. Akun @LexWu_13 menyebutkan bahwa informasi yang diterimanya menyatakan bahwa Ivan akan dijadikan tersangka dan ditahan untuk menghindari kasus ini semakin meluas. Ia menambahkan bahwa Ivan mungkin bisa melakukan hal tersebut karena diduga memiliki beking, yang membuatnya kebal terhadap penegakan hukum.
Komentar serupa juga disampaikan oleh akun @gungbaster, yang menyebutkan bahwa hubungan antara dunia hiburan malam dengan aparat penegak hukum di Indonesia adalah hal yang sangat umum. Ia bahkan menyatakan bahwa kasus ini kemungkinan besar hanya akan berhenti pada Ivan, tanpa mengungkap siapa yang menjadi beking di baliknya.
Beberapa netizen juga berharap kasus ini bisa membuka jalan untuk mengungkap oknum-oknum yang mungkin terlibat dalam kegiatan ilegal di Surabaya. Mereka mengingatkan bahwa setiap pelanggaran, terutama yang melibatkan kekerasan terhadap anak, harus tetap diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.(*)