Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarves Septian Hario Seto menjawab isu masuknya Starlink ke Indonesia. Salah satunya adalah terkait Starlink akan membuka investasi terkait Tesla bisa beroperasi di Indonesia.
Dia membantah hal tersebut. Pemerintah, menurutnya, melihat proses perizinan dan manfaat Starlink untuk Indonesia.
"Yang perlu kami tegaskan ya ini bukan seperti ya. Kayak barter gitu. Oh kita kasih izin dia Starlink terus dia invest mobil, enggak," jelas Septian dalam sebuah wawancara, Selasa (4/6/2024).
"Kita benar-benar melihat ketika memproses perizinan Starlink ini, oke manfaatnya Starlink ini apa sih buat kita? Kalo manfaatnya besar ya tentu saja selama dia tadi memenuhi regulasi dan aturannya ya Starlink bisa beroperasi," imbuhnya.
Elon Musk, pemilik SpaceX yang menyediakan layanan Starlink, diketahui datang ke Indonesia pertengahan bulan lalu. Saat itu dia meresmikan operasional Starlink di tanah air.
Namun Musk juga tak menyinggung rencana investasi di Indonesia. Dia hanya mengatakan untuk sekarang fokus pada Starlink di Indonesia karena menguntungkan untuk masyarakat di daerah terpencil.
Terkait pabrik Tesla, Septian menjelaskan Musk kemungkinkan menghitung rencana ekspansinya. Terlebih pabrikan mobil listrik itu juga telah tersebar di berbagai wilayah dari Jerman, China, bahkan beberapa tempat di Amerika Serikat (AS).
"Tentunya dia akan menghitung berapa sih utilisasinya gitu ya. Kalau memang utilisasinya masih di bawah 100% gitu ya. Masih 60, 70 atau bahkan 50 ya tentunya juga berpikir ngapain bikin pabrik di tempat baru gitu ya," jelas dia.
Tentu pemerintah membuka diri jika Musk mau berinvestasi pabrik mobil listrik di Indonesia, tetapi juga tak memaksakan keinginan itu.
Jadi fokusnya adalah melihat pasar, termasuk menargetkan pabrikan yang bisa memproduksi mobil listrik sesuai dengan pasar Indonesia. Misalnya terkait harga, dia mengatakan Tesla masih menjual produknya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mobil lain yang banyak dilihat di jalanan Indonesia.
"Kan kasihan juga kalau kita paksa-paksa mereka bikin pabrik di Indonesia tapi mobilnya enggak laku di Indonesia kan sayang gitu ya," kata Septian.