Situasi Timur Tengah masih memanas. Dalam update terbaru Selasa (4/6/2024) serangan Israel ke Rafah, Gaza masih terus terjadi di mana serangan lain juga dilakukan ke Suriah dan menewaskan pejabat Iran
Fakta terbaru menyebut, Israel bahkan salah sasaran karena serangan menewaskan warga sendiri. Di sisi lain, kelompok militer di Timur Tengah yang dibantu Iran- musuh Israel seperti Hizbullah dan Houthi juga melancarkan serangan terbaru ke Israel.
Israel Bunuh Warganya Sendiri
Sementara itu, militer Israel mengatakan empat warganya yang diculik Hamas 7 Oktober telah tewas. Tentara Israel (IDF) mengidentifikasi keempat pria tersebut sebagai Haim Perry, Yoram Metzger, Amiram Cooper, dan Nadav Popplewell.
Sebelumnya semuanya sebelumnya terekam hidup-hidup dalam video yang diunggah oleh Hamas. Namun serangan Israel ke Khan Younis menyebabkan itu terjadi.
"Kami memperkirakan keempat orang tersebut dibunuh bersama-sama di daerah Khan Younis beberapa bulan yang lalu ... pada saat pasukan beroperasi di Khan Younis," kata juru bicara militer Daniel Hagari dikutip Al-Jazeera.
"Kami memeriksa secara menyeluruh penyebab kematian mereka dan memeriksa semua kemungkinan," ujarnya.
Sebenarnya, bulan lalu, sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, merilis sebuah video yang mengumumkan kematian salah satu sandera, Popplewell. Mereka mengatakan bahwa warga negara Inggris-Israel tersebut meninggal karena luka yang dideritanya akibat serangan udara Israel.
Video tersebut dirilis di tengah meningkatnya tekanan dalam negeri terhadap pemerintah Israel untuk menjamin pembebasan tawanan yang tersisa, yang diperkirakan berjumlah lebih dari 120 orang. Di Tel Aviv, demo terjadi besar-besaran tiap akhir pekan, di mana orang-orang memegang spanduk besar bertuliskan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden selamatkan mereka dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Pejabat Militer Iran Tewas
Di sisi lain, pejabat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) tewas dalam serangan udara Israel di kota Aleppo, Suriah utara. Ia adalah penasehat satuan militer itu bernama Saeed Abyar.
"Dalam serangan rezim Zionis di Aleppo tadi malam, Saeed Abyar, salah satu penasihat IRGC di Suriah, menjadi martir," kata kantor berita Iran, Tasnim.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang memantau perang sebelumnya mengatakan serangan Israel memang menyebabkan 16 korban tewas. Israel disebut telah menggempur sebuah pabrik di Hayyan, di provinsi Aleppo barat, tempat di mana kelompok pro-Iran, termasuk pejuang Suriah dan asing bermarkas.
Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap tetangganya di utara sejak pecahnya perang saudara di Suriah pada tahun 2011, terutama menargetkan posisi militer dan pejuang yang didukung Iran termasuk dari kelompok Hizbullah Lebanon. Pada bulan April, serangan udara Israel meratakan konsulat Iran di Damaskus, menewaskan tujuh anggota IRGC termasuk dua jenderal.
Sebagai tanggapan, Iran meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone ke Israel. Ini meningkatkan kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas.
AS Ancam Hamas?
AS memberi 'ancaman' ke Hamas. Hal ini terkait proposal gencatan senjata yang dibuat Biden.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan kelompok Palestina harus menerima perjanjian gencatan senjata yang diajukan oleh Biden. Ia menambahkan bahwa rencana tersebut "hampir identik" dengan proposal yang diterimanya beberapa minggu lalu.
"Dunia harus tahu, rakyat Palestina harus tahu bahwa satu-satunya hal yang menghalangi gencatan senjata saat ini adalah Hamas," kata Miller kepada wartawan.
Pada hari Jumat, Netanyahu sempat mengatakan proposal AS akan "memungkinkan Israel untuk melanjutkan perang sampai semua tujuannya tercapai". Ia sesumbar ini "termasuk penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas".
Isyaratanya ini dinilai analis menunjukkan bahwa rencana tersebut tidak akan menghasilkan gencatan senjata yang bertahan lama.
Terlebih lagi, Israel menolak proposal yang disetujui Hamas yang dirujuk oleh Miller.
Sementara itu dalam wawancara berbeda Miller mengarakan kesepakatan gencatan senjata Biden adalah "proposal Israel". Ia mengatakan kesepakatan diajukan pemerintah Israel.
"Tentu saja, ini adalah proposal yang mereka kembangkan melalui konsultasi dengan Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir- tiga negara yang memainkan peran mediasi selama proses ini," kata Miller.
"Tetapi ini pada akhirnya merupakan usulan Israel dalam kaitannya dengan pendiriannya. Itu telah diserahkan ke Hamas pada Kamis malam," ujarnya lagi.
Houthi Tembak Rudal Balistik
Kelompok Houthi di Yaman mengatakan mereka menembakkan rudal balistik 'Palestina' ke Israel
Kelompok tersebut mengatakan mereka menggunakan rudal baru itu untuk pertama kalinya dalam serangan terhadap kota Eilat di Israel selatan, yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai Umm al-Rashrash.
"Angkatan Bersenjata Yaman akan melanjutkan operasi militer mereka untuk mendukung dan solidaritas dengan rakyat Palestina yang tertindas sampai agresi berhenti dan pengepungan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dicabut," kata kelompok Houthi dalam sebuah pernyataan dikutip Al-Jazeera.
Pada Senin pagi, militer Israel mengatakan pihaknya menjatuhkan rudal di Eilat. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan rudal dan drone terhadap Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza dalam beberapa bulan terakhir, namun sebagian besar berhasil dicegat.
Kelompok Yaman juga melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai respons terhadap "agresi" Israel terhadap Gaza.
Gedung Putih Tolak Rencana Hukum ICC
Di sisi lain, Gedung Putih secara resmi menolak rancangan undang-undang yang memberikan sanksi kepada pejabat Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Usulan itu awalnya dikeluarkan Kongres AS karena ICC mengajukan tuduhan kejahatan perang terhadap para pemimpin Israel.
Pernyataan Kongres awalnya menggambarkan dorongan jaksa ICC Karim Khan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yaov Gallant sebagai tindakan yang "tidak peduli". Namun Gedung Putih mengaku menolak sanksi tegas terhadap personel ICC.
"Ada cara yang lebih efektif untuk membela Israel, mempertahankan posisi AS di ICC, dan mendorong keadilan dan akuntabilitas internasional, dan pemerintah siap bekerja sama dengan Kongres mengenai opsi-opsi tersebut," kata Gedung Putih.
RUU tersebut, yang mendapat banyak sponsor di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS, juga akan memungkinkan sanksi terhadap entitas asing dan orang-orang yang membantu penyelidikan ICC terhadap Israel. Para legislator AS dari kedua partai besar sebagian besar sangat pro-Israel.
Pekan lalu, Netanyahu menerima undangan dari para anggota parlemen AS untuk berpidato di sidang gabungan Kongres. Ia diyakini akan datang pertengahan bulan ini.
Pakar PBB Minta Semua Akui Negara Palestina
Sekelompok pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan agar semua negara mengakui negara Palestina guna menjamin perdamaian di Timur Tengah. Dikutip Reuters, seruan tersebut muncul kurang dari seminggu setelah Spanyol, Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina, sehingga memicu kemarahan Israel, yang semakin terisolasi setelah hampir delapan bulan berperang di Gaza.
Para ahli, termasuk Pelapor Khusus PBB mengenai situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina, mengatakan pengakuan negara merupakan pengakuan penting atas hak-hak rakyat Palestina dan perjuangan mereka menuju kebebasan dan kemerdekaan. Meskipun demikian, Kementerian Luar Negeri Israel tidak menanggapi permintaan komentar.
"Ini adalah prasyarat bagi perdamaian abadi di Palestina dan seluruh Timur Tengah- dimulai dengan deklarasi segera gencatan senjata di Gaza dan tidak ada lagi serangan militer ke Rafah," kata para ahli PBB.
"Solusi dua negara tetap menjadi satu-satunya jalan yang disepakati secara internasional menuju perdamaian dan keamanan bagi Palestina dan Israel dan merupakan jalan keluar dari siklus kekerasan dan kebencian yang terjadi selama beberapa generasi," tegasnya.
Sebelumnya, Spanyol, Irlandia dan Norwegia mengakui Palestina dengan harapan mempercepat upaya untuk menjamin gencatan senjata dalam perang Israel dengan Hamas di Gaza. Ketiga negara tersebut meyakini keputusan mereka akan mendorong negara-negara Uni Eropa lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Israel sendiri telah berulang kali mengecam tindakan pengakuan negara Palestina, dan mengatakan bahwa tindakan tersebut mendukung Hamas, kelompok Islam militan yang memimpin serangan mematikan pada 7 Oktober terhadap Israel yang memicu serangan Israel di Jalur Gaza.
Hezbollah Bakar Israel
Di sisi lain, roket dilemparkan Hizbullah ke Israel. Serangan roket oleh Hizbullah tersebut telah menyebabkan kebakaran di dekat Kiryat Shmona di Israel utara.
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa petugas pemadam kebakaran sedang berupaya memadamkan api. Dalam beberapa foto yang dibagikan tampak pegunungan di kawasan yang ditembak rudal penuh api dilalap si jago merah.
Foto: Kebakaran terjadi akibat roket yang diluncurkan dari Lebanon ke Israel utara, di sebelah kota Kiryat Shmona dekat perbatasan Lebanon, pada 3 Juni 2024, di tengah bentrokan lintas batas yang sedang berlangsung antara pasukan Israel dan pejuang Hizbullah. (AFP/JALAA MAREY) Kebakaran terjadi akibat roket yang diluncurkan dari Lebanon ke Israel utara, di sebelah kota Kiryat Shmona dekat perbatasan Lebanon, pada 3 Juni 2024, di tengah bentrokan lintas batas yang sedang berlangsung antara pasukan Israel dan pejuang Hizbullah. (Photo by Jalaa MAREY / AFP) |
Angka Korban Tewas
Pasukan Israel dilaporkan telah membunuh sedikitnya 60 warga sipil dalam empat pembantaian baru dalam 48 jam terakhir
Kantor berita Palestina Wafa melaporkan, korban terbaru membuat jumlah korban tewas di Gaza melonjak menjadi 36.439 sejak 7 Oktober dengan korban luka mencapai 82.627 orang.
"Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, demikian konfirmasi otoritas medis setempat," tulisnya.
"Tim ambulans dan penyelamat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau tersebar di jalan-jalan di daerah kantong yang dilanda perang karena pasukan pendudukan Israel terus menghalangi pergerakan tim ambulans dan pertahanan sipil," kata Wafa.