Emiten tambang emas Grup Bakrie dan Grup Salim PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) membukukan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 13,91 juta (Rp 221,68 miliar) pada 2023. Jumlah itu naik tipis 1,93% secara tahunan (yoy) dari perolehan setahun sebelumnya sebesar US$ 13,65 juta (Rp 217,48 miliar).
Padahal, perusahaan tambang ini mencatat pendapatan sebesar US$ 46,4 juta (Rp 742,76 miliar), melambung 300,51% yoy dari perolehan US$ 11,64 juta (Rp 185,45 miliar) pada 2022.
Merinci dari laporan keuangan BRMS, perolehan itu dikontribusikan oleh penjualan emas dan perak ke PT Bhumi Satu Inti yang meningkat menjadi sebesar US$ 18,71 juta dan kepada PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) sebesar US$ 26,92 juta.
BRMS juga membukukan pendapatan dari jasa penasihat pertambangan kepada Bellridge Holdings Limited yang turun menjadi US$1 juta dari sebelumnya US$ 1,5 juta.
Sementara itu, beban pokok pendapatan tahun lalu ikut meroket 301,37% yoy menjadi US$ 20,38 juta, dari sebelumnya US$ 5,07 juta. Beban usaha juga naik 55,64% yoy menjadi US$ 9,16 juta pada akhir tahun lalu, dari sebelumnya US$ 6,57 juta.
BRMS juga mencatat beban lain-lain seperti bagian atas rugi neto investasi pada ventura bersama menjadi US$ 21.032, berbalik dari laba sebesar US$ 11,79 juta.
Sementara itu, penghasilan lain-lain tercatat turun pada akhir tahun lalu. Seperti penghasilan bunga turun 79,34% yoy menjadi US$ 73.526 dari setahun sebelumnya sebesar US$ 356.032. Kemudian penghasilan lain-lain neto terjun 98% yoy dari US$ 31,48 juta menjadi US$ 359.957.
Namun begitu, beban pajak penghasilan BRMS merosot 82,65% yoy menjadi US$ 3,27 juta pada tahun 2023, dari sebelumnya US$ 18,86 juta.
Liabilitas BRMS tercatat meningkat 8,31% yoy menjadi US$ 135,52 juta pada akhir tahun 2023. Ekuitas juga naik tipis 1,49% yoy menjadi US$ 969,35 juta. Sementara itu, total aset juga naik tipis 2,28% yoy menjadi US$ 1,10 miliar.