Tak ada jawaban keluar dari mulut Ketua DPP PDIP Puan Maharani saat ditanya awak media perihal pernyataan Sekjen Hasto Kristiyanto yang menyebut Presiden Jokowi ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP. Puan hanya menggelengkan kepalanya penuh arti.
Momen itu terjadi saat awak media bertanya kepada Puan dalam jumpa pers seusai rapat paripurna penutupan masa sidang sebelum Hari Raya Idulfitri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/4).
Awalnya, wartawan bertanya kepada Puan soal pernyataan Hasto yang menyebut Presiden Jokowi pernah berupaya mengakuisisi kursi Ketum PDIP dengan menugaskan seorang menteri. Namun, Puan hanya menjawab dengan gestur menggeleng-gelengkan kepala.
Ketua DPR RI itu pun tak menjelaskan maksud dan arti dari gestur menggelengkan kepalanya tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Presiden Jokowi sempat menugaskan seorang menteri untuk membujuk Megawati Soekarnoputri turun dari singgasananya sebagai Ketua Umum PDIP. Bujukan itu dilakukan agar Jokowi bisa jadi pemimpin partai banteng moncong putih berikutnya.
Hal itu diungkapkan Hasto dalam acara Bedah Buku "NU, PNI dan Kekerasan Pemilu 1971" karya Ken Ward (1972) yang digelar di Bakoel Kopi, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4).
"Jadi abuse of power sama. TNI Polri juga banyak saksi yang menyatakan, kemudian kendaraan politik dulu adalah Golkar, sekarang gagasan suatu koalisi besar permanen, rencana pengambilalihan Golkar dan PDIP," terang Hasto.
"Jauh sebelum pemilu, 5-6 bulan, ada seorang menteri powerful, ada yang superpowerful dan powerful, supaya enggak salah image. Ini ditugaskan bertemu Pak Ryaas Rasyid oleh Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega agar kepemimpinan PDIP diserahkan Pak Jokowi," imbuhnya.