Kritikus Faizal Assegaf, membalas komentar Yudi Purnomo Harahap terkait Muhammadiyah yang disebut semakin bergerak mundur dan menjadi benalu kepentingan kekuasaan.
"Mestinya anda kembali belajar bahasa Indonesia yang benar agar dapat bedakan soal pribadi dan organisasi," ujar Faizal dalam keterangannya di aplikasi X @faizalassegaf (12/3/2024).
Dikatakan Faizal, dirinya hanya mengkritik organisasi Muhammadiyah, bukan individu yang ada di dalamnya.
"Kritikan saya pada ormas Muhammadiyah, bukan perorangan siapapun," ucapnya.
Ditekankan Faizal, yang dia kritik adalah terkait sikap dan konsistensi kelembagaan tersebut dalam bernegara.
"Kalau Busyro Moqqodas yang anda rujuk, maka muncul pendapat subjektif bahwa yang bersangkutan adalah bagian dari bau kentut oligarki," cetusnya.
Faktanya, kata Faizal, sejak Busyro di KPK, dia tidak bernyali untuk membongkar kasus BLBI ratusan triliun, serta kasus-kasus besar yang melibatkan kejahatan oligarki.
"Hanya jawara kasus ecek-ecek aja," timpalnya.
Dia menyarankan agar Yudi kembali membaca pernyataan yang diunggah sebelumnya.
"Dalam konteks kekinian Muhammadiyah yang mengklaim ormas terbesar terbukti bangkrut secara moral, agamis dan terkesan jadi kawanan budak di arus demokrasi super curang dan super bejat," tukasnya.
Blak-blakan, Faizal meminta Muhammadiyah untuk berhenti mengklaim dirinya sebagai organisasi terbesar jika memilih bungkam dengan membiarkan kejahatan bernegara makin melaju.
"Klaim ormas terbesar tersebut esensinya adalah bakul sampah daur ulang yang hanya tampil seolah indah tapi isinya bobrok dan berbau busuk," imbuhnya.
Menyingkapi pernyataan Yudi terkait kontribusi Muhammadiyah pada Indonesia, Faizal mengatakan itu merupakan penipuan publik.
"Jangan pernah sebut Muhammadiyah banyak berkontribusi, itu penipuan terbesar dalam realitas bernegara. Mesti anda jujur katakan bahwa rakyat tanpa embel-embel ormas apapun yang berkontribu besar bagi negeri ini," tandasnya.
"Tapi hak-hak mereka dibajak, dirampok dan ditindas oleh pemufakatan jahat para elite. Ironinya Ormas yang mengklaim mewakili umat dan terbesar terbukti jadi bagian dari proses kejahatan bernegara," sambung dia.
Sebelumnya, Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap, memberikan reaksi terkait komentar Faizal Assegaf mengenai Muhammadiyah.
Merasa tidak terima dengan pernyataan Faizal, Yudi menyebut Muhammadiyah sejauh ini telah banyak berkontribusi untuk Indonesia.
"Kok jadi Muhammadiyah yg banyak kontribusi disalahin," ujar Yudi dalam keterangannya di aplikasi X @yudiharahap46 (11/3/2024).
Dikatakan Yudi, publik mesti melihat bagaimana sepak terjang Muhammadiyah di kancah nasional dan daerah.
"Diwakili Pak Busyro Muqqodas ketua PP bidang hukum, banyak kasus nasional dan daerah diadvokasi, isu bangsa disikapi, banyak rilis koalisi masyarakat sipil beliau gabung, saya saksinya," tandasnya.