Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu, mengeluarkan pernyataan tajam terkait dengan politik Presiden Jokowi.
Dalam pernyataannya, Said Didu menyebut bahwa Jokowi menggunakan jalur "cawe-cawe" untuk menjadikan anak sulungnya, Gibran Rakabuming, sebagai Cawapres melalui "jalan Paman" di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Pak Jokowi menjadikan anak sulungnya sebagai cawapres lewat jalan Paman di MK," ujar Said Didu dalam keterangannya di aplikasi X @msaid_didu (3/3/2024).
Lebih lanjut, Said Didu juga menyoroti upaya Jokowi dalam meloloskan partai politik anak bungsunya melalui jalur kekuasaan lainnya.
"(Juga) Berupaya meloloskan Partai anak bungsunya lewat jalur kekuasaan lainnya," cetusnya.
Pria kelahiran Pinrang ini menekankan bahwa dalam politik, segala bentuk upaya untuk mencapai kekuasaan tidak jarang dilakukan, termasuk penggunaan jalur "cawe-cawe".
"Semua hanya terdiam atas pelanggaran ini?," tandasnya.
Sebelumnya, hasil real count Pemilu 2024 KPU menunjukkan bahwa suara PSI terus meningkat, mencapai 3,12 persen.
Data KPU menunjukkan bahwa PSI mengalami peningkatan suara sebesar 72.441 dalam rentang waktu 17 jam.
Pada 1 Maret 2024 pukul 16.00 WIB, perolehan suara PSI tercatat sekitar 2.319.968 atau sekitar 3,03 persen.
Namun, dalam waktu singkat, partai yang dipimpin oleh putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, berhasil mengantongi 2.392.409 suara atau setara 3,12 persen.
Menanggapi hal ini, anggota KPU RI, Idham Kholik, menyampaikan bahwa saat ini masih berlangsung proses rekapitulasi suara secara berjenjang dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) maupun KPU/Komisi Independen Pemilihan (KIP) kabupaten/kota.
Namun, Idham Kholik tidak menjelaskan apakah lonjakan peningkatan suara PSI merupakan hasil dari dugaan anomali atau salah perhitungan dari KPU.
Proses rekapitulasi suara yang sedang berlangsung diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai peningkatan suara partai-partai peserta Pemilu 2024.