Pengamat yang berbasis di New York, Salil Tripathi memproyeksikan aliansi Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo berpotensi putus di tengah jalan. Hal tersebut termuat dalam tulisannya di Foreign Policy (FP) berjudul 'How Will Prabowo Lead Indonesia?'.
Tripathi menjelaskan bahwa Prabowo seakan-akan mendapatkan dukungan kuat dari Jokowi, yang memiliki angka kepuasan yang tinggi, dengan menggandeng putra Jokowi yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presidennya.
Menurutnya, Prabowo bisa saja melihat Gibran suatu saat nanti menjadi rival politiknya. Pasalnya, beberapa pihak menduga Gibran mungkin telah disiapkan untuk menjadi Presiden Indonesia di masa depan.
"Jika Prabowo melihat Gibran sebagai ancaman, aliansi mereka mungkin akan terpecah," paparnya dalam artikel dikutip Minggu, (3/3/2024).
Tripathi melihat Prabowo sebagai figur yang lebih lugas dan keras, serta mudah marah. Ini berbeda dengan citra menggemaskan yang digulirkan Menteri Pertahanan (Menhan) itu dalam kampanye presidennya.
"Satu pertanyaan yang masih tersisa adalah berapa lama aliansi antara Prabowo dan Jokowi akan bertahan," tulisnya.
Tripathi mengatakan bahwa meski diuntungkan dengan dukungan Jokowi, saat ini Prabowo sudah menang dan tidak bergantung padanya lagi. Prabowo disebut dapat melanjutkan programnya sendiri tanpa intervensi.
"Meskipun Prabowo tidak mungkin menang tanpa dukungan Jokowi, ia tidak perlu lagi bergantung padanya untuk memerintah," kata Tripathi.
Lebih lanjut, Tripathi meyakini ada sesuatu yang tidak diketahui publik terkait hubungan Prabowo dan Jokowi. Bak wayang kulit Jawa, seluruh sesuatu itu ditampilkan di belakang layar.
"Orang-orang hanya melihat sekilas apa yang terjadi di balik layar, dan apa yang terlihat mungkin tidak mewakili secara akurat apa yang terjadi," tambahnya.