Generasi Indonesia Emas 2045 bakal sekedar fantasi. Narasi yang dibangun adalah Hilirisasi Mineral dengan jubah "Nasionalisme dan Kemandirian Bangsa". Padahal, hilirisasi yang ada selama ini hanya menguntungkan segelintir pengusaha besar di sektor mineral.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi melalui akunnya di aplikasi X (twitter), Jumat (1/3/2024).
Menurutnya, hilirisasi harusnya menyentuh masyarakat kelas bawah dan menengah, terutama sektor perkebunan dan pertanian rakyat. Bayangkan, selama ini kita membeli mahal secangkir kopi yang dikemas ulang di Amerika, sementara biji kopi mentahnya dibeli murah dari petani Aceh dan Toraja, yang hidupnya "gitu-gitu aja".
Mengapa pemerintah tidak membuat program "Hilirisasi Sumber Daya Alam Hijau" seperti kopi dan rempah-rempah, misalnya? Ya males lah, kan tidak menghasilkan cuan besar bagi oligarki!
Coba lihat indeks ekspor dan konsumsi beras di bawah ini. Kelihatan kan, bangsa ini doyan makan nasi tapi nanem padi males. Kenapa? Karena pemerintahnya hanya sibuk menghilirisasi hasil tambang.
Cuannya gede dan mata rantainya tidak ribet untuk masuk ke rekening para oligark. Sementara untuk menjaga resiliensi ekonomi kelas bawah dan menengah, cukup dibuai dengan Bansos dan makan gratis. What the hell?!
"Konon bangsa ini ingin lepas dari "Middle Income Trap", tapi faktanya hanya sekedar "bacot" dari Pemilu ke Pemilu saja. Beneran deh, inilah efek dari terlalu lama jadi "Pemuja Berhala", sampe ndak sadar antara dibegoin atau akhirnya jadi begok beneran…," tandasnya.