Proyeksi investasi untuk sektor mineral dan batu bara (minerba) diperkirakan akan mengalami penurunan signifikan pada tahun ini.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Percepatan Penerapan Energi Transisi dan Pengembangan Infrastruktur Energi, Ego Syahrial, mengatakan bahwa capaian investasi itu menurun seiring dengan penyelesaian pembangunan dua proyek smelter jumbo di dalam negeri, yaitu milik PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral.
"Di 2024 ini diproyeksi turun setengah. Ini dapat kita pahami karena investasi smelter raksasa cukup besar, baik di Freeport maupun di Amman sudah selesai investasinya. Ini bukan menurun tapi awal daripada maintaining produksi dari hilirisasi," kata Ego dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024.
Jika dibandingkan dengan capaian investasi pada 2023, sektor minerba telah mengantongi investasi mencapai 7,46 miliar dolar (Rp117 triliun).
Berbanding terbalik dengan sektor minerba, Ego memproyeksikan bahwa investasi dalam sektor migas justru akan mengalami peningkatan di 2024.
Hal ini terjadi seiring dengan penemuan cadangan migas baru yang akan segera dikembangkan.
"Pandangan ke depan untuk 2024 menunjukkan bahwa sektor migas mengalami peningkatan yang signifikan, dari 15,6 miliar dolar menjadi 16 miliar dolar. Ini karena banyaknya temuan baru cadangan migas yang dikategorikan sebagai kelas dunia pada tahun 2022 dan 2023," tuturnya.