Harga minyak dunia terpantau melonjak pada Jumat (1/3), setelah Israel membunuh massal warga Gaza yang sedang mengantre bantuan.
Kenaikan itu terjadi usai upaya gencatan senjata antara Israel dan Hamas Palestina sulit dicapai.
Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent tercatat naik 0,4 persen menjadi 82,20 dolar (Rp1.293 juta) per barel. Sementara minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik sebesar 0,3 persen menjadi 78,48 dolar (Rp1.234 juta) per barel.
Saat ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pihaknya sedang memeriksa laporan tentang pasukan Israel yang menembaki 112 warga sipil hingga tewas, dan melukai 700 lainnya saat sedang menunggu bantuan makanan di Gaza.
Sementara, Israel berdalih bahwa tewasnya ratusan warga Gaza itu terjadi karena terinjak-injak di kerumunan orang, dan terlindas truk bantuan.
Adapun pembunuhan massal itu diyakini telah mempersulit upaya gencatan senjata selama 40 hari yang dimediasi Qatar, dan menyebabkan harga minyak dunia melonjak.
Di sisi lain, berdasarkan survei Reuters Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tercatat memproduksi 26,42 juta barel per hari (bph) bulan ini, produksi itu naik 90 ribu barel per hari dibandingkan Januari.
Survei Reuters terhadap 40 ekonom dan analis juga memperkirakan bahwa bulan depan harga rata-rata minyak akan mencapai 81,13 dolar per barel.