7 Update Perang Gaza: AS 'Semprot' Israel-Jokowi Buka Suara

Eskalasi perang di wilayah Gaza, Palestina, terus meruncing. Ini disebabkan langkah Israel yang menyerang wilayah itu dengan membabi buta di atas dalih bahwa pihaknya sedang menghancurkan milisi Hamas, yang menyerbu Israel Selatan pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

Jumlah korban pun terus bertambah dan warga yang mengungsi ke wilayah selatan Gaza makin terjepit.

Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Rabu (6/3/2024):

1. Jumlah Korban

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas pada Rabu mengatakan setidaknya 30.717 orang tewas di wilayah tersebut selama hampir lima bulan perang antara Israel dan militan Palestina.

Jumlah korban terbaru ini mencakup 86 orang tewas dalam 24 jam terakhir, kata sebuah pernyataan kementerian. Sementara 72.156 orang terluka di Gaza sejak perang meletus pada 7 Oktober.

2. Starbucks PHK Besar-besaran

Starbucks di Timur Tengah telah memberhentikan 2.000 stafnya, 10% dari total pekerjanya, setelah diboikot oleh aktivis pro-Palestina selama perang Israel di Gaza.

Alshaya Group yang menjalankan sekitar 1.900 cabang waralaba Starbucks di Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Lebanon, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Turki dan Uni Emirat Arab (UEA), mengatakan pihaknya terpaksa memangkas stafnya karena "kondisi yang menantang".

"Sebagai akibat dari kondisi perdagangan yang terus menantang selama enam bulan terakhir, kami telah mengambil keputusan yang menyedihkan dan sangat sulit untuk mengurangi jumlah rekan kerja di toko Starbucks MENA kami," kata pernyataan dari grup tersebut.

Para aktivis telah memasukkan Starbucks ke dalam daftar hitam, bersama dengan merk-merk Barat lainnya termasuk McDonalds, karena mereka dianggap mendukung Israel dalam perang di Gaza.

Starbucks menjadi sasaran setelah perusahaan tersebut menggugat serikat pekerja yang mengorganisir para karyawan atas pesan pro-Palestina yang diunggah di akun media sosial.

3. AS Kecam Israel

Amerika Serikat (AS) mengutuk pembongkaran rumah aktivis Palestina Fahkri Abu Diab oleh Israel. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Urusan Palestina AS, George Noll.

"Kami sekali lagi mengutuk pembongkaran rumah yang dilakukan Israel yang telah menyebarkan ketakutan di seluruh komunitas," kata Kantor Urusan Palestina AS di halaman X resminya.

Israel menghancurkan rumah di Yerusalem Timur yang diduduki pada bulan Februari, salah satu dari sedikitnya 87 rumah yang telah dihancurkan di lingkungan tersebut sejak 7 Oktober.

Pemerintah AS, meskipun memberikan dukungan diplomatik, ekonomi, dan militer yang tak tergoyahkan kepada Israel, sering kali mengecam kebijakan negara tersebut yang melakukan penghancuran rumah dan perluasan pemukiman. Washington menegaskan kebijakan tersebut menentang upaya untuk mencapai perdamaian.

4. Israel Izinkan Bantuan Negara Muslim ke Gaza

Channel 13 Israel melaporkan bahwa Israel, untuk pertama kalinya, akan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza melalui laut.

Laporan tersebut mengatakan bahwa bantuan tersebut akan dibiayai dan disediakan oleh UEA, yang akan mengirimkan kapal berisi bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Siprus terlebih dahulu. Bantuan tersebut kemudian akan diperiksa oleh perwakilan Israel untuk kemudian diangkut dan dikosongkan di pantai Gaza.

UEA meminta agar uji coba pertama bantuan ini dilakukan sebelum bulan Ramadhan mulai minggu depan.

5. Jokowi Buka Suara

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kembali menyuarakan gencatan senjata atas perang yang terjadi di Gaza, Palestina. Hal itu diungkapkan kepala negara dalam sesi retreat KTT - ASEAN - Australia.

Pada sesi itu, isu geopolitik menjadi pembahasan. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Jokowi memberikan pernyataan mengenai pentingnya ASEAN dan Australia untuk terus menghormati hukum internasional, dan tidak boleh ada negara yang berada di atas hukum.

Hal pertama yang disampaikan mengenai rules based order yang harus ditegakkan tanpa standar ganda.

Kedua kolaborasi dan kerja sama inklusif antarnegara. Seperti Australia yang diharapkan bisa menjadi jembatan kerja sama antara ASEAN dengan PIF (Pacific Island Forum) dan IORA (Indian Ocean Rim Association).

"Hal ketiga yang disampaikan presiden adalah solidaritas terhadap Palestina dan seruan untuk hentikan genosida di Gaza," kata saat memberikan keterangan pers, Rabu (6/3/2024).

Retno menjelaskan, Jokowi menekankan pentingnya gencatan senjata dan ajakan untuk terus memberikan dukungan kepada UNRWA (United Nation Relief and Works Agency For Palestine Refugees In near East). Selain itu, menurut Retno, presiden juga menekankan pentingnya two state solution.

Saat ini, perang antara Israel dan Hamas masih terus berlangsung di Gaza Palestina. Kabar terakhir negosiasi dengan Hamas mengenai gencatan senjata dilaporkan gagal mencapai terobosan.

6. Ketegangan Tepi Barat

Otoritas perencanaan pemukiman Israel telah mengajukan izin untuk 3.500 rumah pemukiman baru di Tepi Barat yang diduduki, menurut pengumuman Menteri Misi Nasional Israel Orit Strock.

Sambil menunggu persetujuan akhir, rumah-rumah tersebut akan dibangun di pemukiman Israel di Maale Adumim, Kedar dan Efrat, yang semuanya dekat dengan Yerusalem, lapor The Times of Israel.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan rencana pemukiman baru ini akan menambah rekor jumlah pemukiman yang disetujui di Tepi Barat yang diduduki tahun ini.

"Musuh berusaha menyakiti dan melemahkan kami, namun kami akan terus membangun dan dibangun di negeri ini," tulisnya di X.

7. Menteri Israel semprot Netanyahu

Keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak mengurangi jumlah jamaah Muslim yang diizinkan mengunjungi masjid Al-Aqsa selama Ramadhan "membahayakan" warga Israel. Hal ini disampaikan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben Gvir, dalam sebuah pernyataan.

Ben Gvir, pemimpin partai Kekuatan Yahudi yang sangat nasionalis, telah menganjurkan untuk membatasi jumlah jamaah Muslim yang diizinkan mengunjungi kompleks tersebut selama liburan.

"Keputusan tersebut menunjukkan bahwa Perdana Menteri Netanyahu dan kabinet kecilnya berpikir bahwa tidak terjadi apa-apa pada 10 September. Keputusan ini membahayakan warga Israel dan mungkin memberikan gambaran kemenangan bagi Hamas," kata Ben Gvir dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

Sumber Berita / Artikel Asli : cnbc