Pernyataan tidak ikut kampanye yang disampaikan Presiden Joko Widodo dianggap sebagai pernyataan yang bagus. Meskipun, pernyataan itu dicurigai untuk menutupi isu soal pelanggaran kode etik Ketua KPU RI, Hasyim Asyari.
Begitu yang disampaikan pengamat politik, Hendri Satrio alias Hensat menanggapi pernyataan Jokowi yang tidak akan ikut kampanye di Pemilu 2024.
"Ya Jokowi kan emang begitu, jadi ya bagus juga kalau kemudian dia mengatakan tidak akan ikut kampanye," kata Hensat kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (8/2).
Namun demikian kata Hensat, tidak ada orang tua yang mau anaknya kalah. Termasuk Presiden Jokowi yang diyakini tidak mau jika anaknya, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi cawapresnya Prabowo Subianto kalah di Pilpres 2024.
"Mungkin Pak Jokowi juga akan membantu Mas Gibran. Siapa yang bisa menahan laju Pak Jokowi dan Gibran? Ya cuma rakyat Indonesia," tutur Hensat.
Bahkan, Hensat mencurigai bahwa pernyataan Jokowi tidak ikut kampanye itu sebagai upaya untuk menutup isu atas putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
"Kalau menurut saya sih, ya Pak Jokowi itu kan jenius ya secara politik, jadi dia juga menurut saya punya kapabilitas yang luar biasa untuk memainkan isu. Ini kan lagi ada isu pelanggaran etika dari Ketua KPU yang berpengaruh ke anaknya tentunya, terus dia mengeluarkan statemen itu supaya tertumpuk lah beritanya itu," pungkas Hensat.