Calon presiden (capres) nomor 01 Anies Baswedan menanggapi jawaban Prabowo soal utang luar negeri pada debat capres di Istora Senayan, Minggu (7/1/2024).
"Sebaiknya disebutkan berapa persentase yang ideal pak, untuk kita di Indonesia. Kalau hanya mengatakan kita termasuk yang terbaik, berapa angkanya," kata Anies menanggapi jawaban Prabowo.
Menurut Anies, bahwa rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) harus berada di angka maksimal 30 persen.
"Menurut hemat kami, kita harus bisa mencapai maksimal angka 30 persen dari GDP. Sehingga kita aman," ungkapnya.
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan (KPU)
Anies juga menuturkan, ada dua cara untuk menurunkan utang luar negeri yakni dengan menata hutang dan juga memperbesar GDP.
"Yang tidak kalah penting adalah melakukan pengembangan skema-skema yang lebih kreatif dalam mencari utang luar negeri," tuturnya.
"Termasuk pelibatan swasta. Lalu, memastikan bahwa ada perluasan wajib pajak yang harapannya nanti akan memperkuat juga GDP kita di samping mengurangi kebocoran pajak," sambungnya.
Tidak hanya itu, Anies juga mengungkapkan, bahwa utang-utang yang digunakan untuk aktivitas produktif, bukan untuk membeli alutsista bekas yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
"Jangan hutang itu digunakan untuk kegiatan yang non produktif, misalnya utang dipakai untuk membeli alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan, Itu bukan sesuatu yang tepat, justru kita harus sebaliknya kita kerjakan," tutupnya.
Sebelumnya, Prabowo mendapatkan pertanyaan soal utang luar negeri. Dalam jawabannya ia tegas menyebut Indonesia tak perlu khawatir akan hal tersebut.
Prabowo menyebutkan bahwa Indonesia memiliki utang luar negeri yang termasuk rendah dibanding negara lainnya.
"Indonesia sekarang utang luar negeri sebagai rasio perbandingan, kita salah satu terendah, kita berada di sekitar 40 persen sedangkan banyak negara yang jauh di atas kita," ujar Prabowo dalam debat Capres.