Karangan bunga berdatangan di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) usai pencopotan KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jatim.
Terpantau ada delapan karangan bunga yang bertuliskan kritikan pedas kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dari berbagai pihak.
"Jangan biarkan NU di tangan badut," dari NU Garis Lurus.
"Di NU itu mengabdi, bukan tempat cari uang," dari Wong NU Mbeling.
"Selamatkan NU dari orang-orang munafik," dari Kaukus Muda Nahdlatul Ulama (KMNU).
Karangan bunga di Kantor PWNU Jatim usai pencopotan KH Marzuki Mustamar. Dok: Syamsul Huda-tvOne
"Jangan jadikan NU tunggangan untuk meraup keuntungan," dari Nahdliyin Cerdas Bersatu.
"Yahya dan Ipul biang kehancuran PBNU," dari NU Ndeso.
"Turut prihatin atas matinya budaya tabayyun di NU akibat pemecatan Ketua PWNU Jatim #savePWNUjatim," dari Nahdliyin Bersatu Umat Maju.
"Turut prihatin dan berduka atas pemecatan KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jatim akibat matinya budaya tabayyun di NU. #saveKHMarzukiMustamar," dari perkumpulan pergerakan warga NU.
Karangan bunga tersebut dikirimkan dan diletakkan para pengirim di sebelah utara Kantor PWNU Jatim. Tepatnya di pintu masuk.
Karangan bunga tersebut dikirim oleh pihak yang kecewa terhadap tindakan PBNU yang tiba-tiba memberhentikan KH Marzuki Mustamar.
Petugas pengirim bunga, Siswanto, mengaku tidak mengetahui siapa yang memesan karangan bunga tersebut.
Dia hanya bertugas mengirimkan karangan bunga yang sudah terbuat ke alamat Kantor PWNU Jatim.
"Masalah kiriman ini kan sudah tertera di papannya. Dari siapa-siapanya saya tidak tahu. Terima order, kirim, gitu aja," kata Siswanto usai menata karangan bunga yang dikirimnya, Minggu (31/12/2023).
Dia mengatakan kiriman karangan bunga serupa sudah kali kedua dilakukannya di waktu yang berbeda.
Sebanyak empat buah karangan bunga pertama dikirimkannya pada Sabtu (30/12/2023) malam. Namun, karangan bunga itu sudah tidak ada lagi di lokasi.
Siswanto mengaku sementara ini masih belum ada orderan karangan bunga serupa.
"Untuk sementara ini belum ada," pungkasnya.