Pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal kriteria pemimpin Indonesia, adalah satu hal positif yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan apalagi sampai dipolitisasi.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyinggung kriteria pemimpin pengganti presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia berharap sosoknya mampu meneruskan estafet kepemimpinan ke depan.
Salah satu yang sepakat dengan pernyataan Jenderal Sigit adalah Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI) dr Ali Mahsun ATMO M. Biomed.
Menurutnya, pembangunan berkelanjutan, negeri aman, damai, dan bersatu adalah prasyarat mewujudkan cita-cita bangsa, masyarakat adil dan makmur.
"Itu harapan kita semua, rakyat dan bangsa Indonesia. Namun harus ada estafetisasi atau keberlanjutan kepemimpinan melalui pemilu," ujar Ali Mahsun dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/1).
Ali Mahsun menuturkan bahwa keberlanjutan pembangunan dan estafetisasi kepemimpinan adalah hukum alam, sebagai keberlanjutan sejarah, serta prasyarat suatu bangsa dan negara bisa menggapai cita-citanya.
"Indonesia hari ini, 2024 adalah keberlanjutan sejak 1945 bahkan sejarah panjang Nusantara. Pemimpin yang akan ditetapkan pada Pilpres 2024 juga merupakan estafetisasi kepemimpinan nasional sebelumnya," tuturnya.
Dia pun berharap pernyataan Jenderal Sigit tidak dibelokkan pada narasi yang mengganggu suasana Pemilu 2024.
"Selalu berprasangka baik ke yang lain. Hindarkan diri apa pun yang bisa membelah kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia," pungkasnya.