Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan, sempat menyinggung fenomena "Ordal" (orang dalam) yang banyak terjadi di instansi pemerintah, baik dalam pemerintahan maupun perusahaan swasta, saat debat perdana Capres-Cawapres.
Padahal saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies memilih anggota Tim Gabungan untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dari kalangan internal, atau orang-orang yang dikenal.
Hal itu dinilai bertolak belakang dengan pernyataan Anies terkait Ordal itu.
Analisa itu disampaikan pakar Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, kepada wartawan, Rabu (13/12).
"Jadi memercik muka sendiri, karena selama jadi gubernur kan orang dalamnya banyak, nah TGUPP sampai 60 orang, itu kan orang dia semua. Kebanyakan orang-orang tim sukses waktu kampanye," kata Trubus.
Pernyataan itu, sambung dia, jelas menjadi bumerang bagi Anies sendiri.
Tak hanya itu, Trubus juga menyorot pernyataan Anies soal demokrasi yang buruk. Menurutnya itu terlalu berlebihan. Sebab Anies terpilih sebagai gubernur DKI karena diusung partai politik yang jadi oposisi saat itu.
"Kan dia (Anies) nyindir-nyindir soal demokrasi, kalau tidak demokratis dia tidak akan jadi gubernur. Jadi lebih banyak asumsi, opini," katanya.
Seperti diberitakan, saat debat Anies menyinggung fenomena Ordal. Menurutnya itu menyebalkan, karena membuat meritokratik tidak jalan dan etika luntur.