Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menegaskan, Partai Golkar memiliki empat pilar kekuatan yang menjadi modal kekuatan untuk menjemput kemenangan. Yaitu, pilar struktur partai mulai dari pusat sampai ke tingkat desa/kelurahan, pilar eksekutif dengan banyaknya kader partai yang menjadi menteri dan kepala daerah, pilar legislatif dengan banyaknya kader partai yang menjadi anggota DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota serta terakhir pilar organisasi pendiri dan yang didirikan Partai Golkar.
"Berbagai kekuatan tersebut harus dapat dimaksimalkan oleh segenap kader, anggota, serta pengurus Partai Golkar di berbagai daerah dalam setiap tingkatan. Sehingga perolehan suara Partai Golkar bisa naik, sekaligus bisa mengirimkan banyak kader duduk di eksekutif dan legislatif," kata Bamsoet di Kabupaten Kebumen, Selasa (19/12).
Keempat pilar penunjang kemenangan Partai Golkar tersebut juga diperkuat dengan positioning Partai Golkar sebagai partai besar yang berpengalaman dan punya sejarah panjang dalam kehidupan pembangunan bangsa dan negara.
Bamsoet menjelaskan, kemenangan di Pileg dan Pilpres 2024 akan memantapkan posisi Partai Golkar sebagai kekuatan yang konsisten dalam menjaga, mengawal, dan mengamankan keutuhan NKRI. Sekaligus menjadi benteng yang kokoh dalam mencegah, melawan, dan mengamankan Pancasila dari ancaman ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila.
"Partai Golkar juga akan selalu hadir memastikan kesinambungan pembangunan nasional sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Bamsoet.
Bamsoet menerangkan, sebagai partai tertua dan berpengalaman, Partai Golkar telah menghadapi berbagai derasnya ombak politik, dengan dinahkodai berbagai putera terbaik Partai Golkar. Pasca reformasi, Golkar dipimpin Akbar Tandjung (1998-2004), Partai Golkar yang berhasil membawa Partai Golkar melewati fase survival, sehingga mampu mempertahankan prestasi elektoral pada Pemilu 1999 dan 2004.
Kepemimpinan Partai Golkar kemudian dilanjutkan Jusuf Kalla (2004-2009) yang juga menjabat Wakil Presiden RI. Golkar memainkan banyak peranan penting dalam menjaga kestabilan politik Tanah Air. Aburizal Bakrie melanjutkan kepemimpinan Partai Golkar pada 2009-2014 dengan penataan sistem pengelolaan partai.
"Kemudian pada periode 2014-2015, kita mengalami ujian yang semakin membesarkan Partai Golkar. Kita terbukti bisa melewatinya dengan baik melalui kesuksesan Munaslub 2016 di Bali dengan memilih Setya Novanto sebagai Ketua Umum dengan misi utama melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi total," jelas Bamsoet.
Menurut Bamsoet, saat ini kepemimpinan Partai Golkar dilanjutkan Airlangga Hartarto yang melakukan berbagai penataan dan konsolidasi internal. Sehingga sejak pasca reformasi, untuk pertama kalinya Partai Golkar berhasil mengusung capres dan cawapres yang menang dalam Pilpres, dengan menjadikan Joko Widodo sebagai Presiden RI dan KH Maruf Amin sebagai Wakil Presiden RI.
"Menghadapi Pilpres 2024, Partai Golkar mengusung dan mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Kemenangan pada Pileg dan Pilpres 2024, akan semakin memantapkan posisi Partai Golkar sebagai partai utama yang memegang peranan penting dalam percaturan politik Indonesia, baik di tingkat lokal hingga nasional," pungkas Bamsoet.