Penggunaan batu bara global diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada tahun ini karena banyaknya permintaan di negara-negara berkembang.
Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporannya pada Jumat (15/12) menyebut permintaan batu bara diperkirakan meningkat di India dan China, namun menurun di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Permintaan batu bara diperkirakan meningkat 1,4 persen pada tahun 2023, melampaui 8,5 miliar ton untuk pertama kalinya karena penggunaan di India diperkirakan akan tumbuh sebesar 8 persen dan di China naik 5 persen karena meningkatnya permintaan listrik dan lemahnya produksi pembangkit listrik tenaga air.
Batu bara adalah sumber emisi CO2 terkait energi terbesar yang bertanggung jawab bersama dengan gas rumah kaca lainnya terhadap pemanasan global, seperti dikutip Al Jazeera.
Separuh dari penggunaan batu bara dunia berasal dari China. Sehingga prospek penggunaan batu bara akan sangat berpengaruh di tahun-tahun mendatang oleh laju penerapan energi ramah lingkungan, kondisi cuaca, dan perubahan struktural dalam perekonomian China.
Penggunaan batu bara diperkirakan akan turun sekitar 20 persen tahun ini baik di Uni Eropa maupun Amerika Serikat (AS).
IEA mengatakan sulit memperkirakan permintaan di Rusia, yang saat ini merupakan konsumen batu bara terbesar keempat, karena konflik yang terus berlanjut di Ukraina.
Namun IEA mencatat bahwa penggunaan batu bara secara keseluruhan diperkirakan tidak akan turun hingga tahun 2026.