Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi menganggap Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang bocor hanya data biasa saja.
Hal itu disampaikan dia kepada awak media selepas acara "Peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital" di St Regis Hotel, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023).
"Halah, itu data biasa saja," ucap Budi.
Dia pun menilai data yang bocor itu tak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat. Menurut Budi, data tersebut hanya berisikan seperti tempat tanggal lahir (TTL) dan kodefikasi Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Tempat tanggal lahir, [kodefikasi] TPS, apasih yang dikhawatirkan," kata Arie.
Kemudian dia menambahkan bahwa jika data yang bocor itu data seperti jumlah tabungan seseorang, maka itu perlu dikhawatirkan. "Kalau kamu ketahuan ada data kamu, tabungan kamu berapa, cewek simpanan kamu siapa, nah itu baru [khawatir]," ujar Budi.
Sebelumnya, Budi menjelaskan bahwa data yang bocor dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI adalah DPT Pemilu 2024. Data ini dijual peretas senilai Rp1,1 miliar (M).
"Kita sudah selidiki bahwa data ini DPT sebenarnya," ungkap Budi dalam rapat kerja di Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).
Sementara itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendorong KPU RI secepatnya memitigasi serta menindaklanjuti soal kebocoran DPT Pemilu 2024 dari situs resmi KPU RI, kpu.go.id.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid dalam konferensi pers seusai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) TKN dan Tim Kampanye Daerah (TKD) seluruh Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2023).
"Soal kebocoran data KPU, kita minta KPU untuk segera melakukan mitigasi dan tindakan-tindakan," kata Nusron.
Menurut dia, peretas (hacker) yang mengambil DPT Pemilu 2024 telah melakukan tindakan yang tak terpuji. Nusron pun meminta KPU RI perlu memproteksi data tersebut agar tidak terulang kembali ke depannya.
Sementara itu, calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo angkat bicara ihwal kebocoran data DPT Pemilu 2024 pada sistem KPU RI. Dia mendesak KPU RI untuk segera memperbaiki dan proteksi sistem tersebut.
Ganjar juga mengusulkan KPU RI mencari ahli Teknologi Informasi (Information Technology atau IT) agar kebocoran data tidak terulang.“Segera KPU perbaiki, segera proteksi, segera cari orang-orang terbaik untuk bisa meyakinkan bahwa IT sistemnya itu beres,” kata Ganjar di GBI Mawar Saron, Jakarta Utara, Kamis (30/11/2023).
Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan ikut merespons kabar DPT Pemilu 2024 yang bocor. Capres Koalisi Perubahan ini menegaskan seharusnya KPU RI dapat menjaga kerahasian data tersebut dengan serius.
"Kami merasa perlu yang namanya data itu harus dijaga keamanannya secara amat-amat serius bukan saja pada aspek sistemnya tapi juga integritas operator yang melaksanakannya," tegas Anies saat melakukan kampanye di Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/11/2023).