Sejumlah isu bilateral hingga kawasan dan global menjadi pembahasan selama pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Kishida menyambut kehadiran Jokowi di Istana Akasaka, Tokyo pada Sabtu (16/12).
Selama pertemuan tersebut, keduanya membahas kerja sama pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Dalam hal ini, pemerintah Jepang berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan MRT jalur timur-barat.
"Saya berharap pembangunan jalur utara-selatan fase 2A dan 2B dapat selesai tepat waktu,” lanjut Jokowi.
Keduanya juga membahas masalah transisi energi. Sebagai co-initiator Asia Asia Zero Emission Community atau AZEC, Indonesia menyoroti pentingnya kerja sama dekarbonisasi pendanaan yang inklusif dan transfer teknologi rendah karbon.
Adapun Jokowi menekankan pentingnya memastikan tindak lanjut 12 nota kesepahaman atau MoU yang ditandatangani beberapa waktu lalu saat pertemuan tingkat menteri AZEC.
“Mohon dukungan percepatan tiga proyek prioritas: pembangkit listrik geotermal di Muara Laboh; waste to energy di Legok Nangka; dan pengelolaan lahan gambut di Kalteng,” tambahnya.
Jokowi dan Kishida kemudian membahas kerja sama mineral kritis Jepang dan kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian penting rantai pasok baterai EV dunia.
Selanjutnya, kedua pemimpin menyepakati dukungan Jepang yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi pulau terluar Indonesia, termasuk untuk industri
perikanan.
Di samping isu bilateral, keduanya turut membahas situasi di Gaza. Terkait ini, Jokowi menyampaikan pentingnya untuk terus mengupayakan gencatan senjata secara permanen, merancang bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan, dan mendorong dimulainya proses damai untuk mencapai penyelesaian dua negara secepatnya.
"Dukungan Jepang sangat diharapkan," pungkas Jokowi.
Selama pertemuan, Jokowi didampingi oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmad.