Kondisi Gaza sudah seperti neraka sejak dikepung dan digempur ribuan bom oleh Israel selama lebih dari dua bulan terakhir.
Begitu yang disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi saat menghadiri pertemuan Khusus Executive Board World Health Organization (WHO) di Jenewa pada Minggu (10/12).
Dalam forum itu, Menlu Retno menjelaskan bahwa korban tewas di pihak Palestina terus meningkat. Bahkan objek publik penting seperti Rumah Sakit Indonesia di Gaza sudah tidak beroperasi sejak 16 November lalu karena konflik berkepanjangan.
Melihat kondisi Gaza yang semakin memburuk, Menlu RI mendesak agar seluruh pihak, khususnya WHO, ikut andil dalam tiga upaya pemulihan di wilayah konflik.
Pertama, Retno menggarisbawahi pentingnya percepatan bantuan kesehatan untuk Gaza.
"Indonesia mendesak Israel untuk menghormati hak atas kesehatan dan akses masyarakat Gaza terhadap fasilitas kesehatan," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa sejauh ini Indonesia telah mengirimkan empat tahap bantuan kemanusiaan dan kapal rumah sakit ke Gaza.
Kedua, kata Retno, penting untuk dilakukan berbagai upaya untuk melindungi seluruh pekerja dan fasilitas medis di Gaza.
"Indonesia mendesak adanya akuntabilitas dan keadilan atas seluruh serangan terhadap pekerja dan fasilitas medis di Gaza," tegasnya.
Upaya ketiga, lanjutnya, yakni pentingnya meningkatkan dukungan untuk WHO. Sebab itu diperlukan dalam kelancaran operasional program WHO dan UNRWA di Gaza.
"Indonesia juga mendukung WHO untuk melakukan donors conference guna dapat membiayai dan membangun kembali sistem kesehatan Palestina," pungkasnya.