Isu korupsi diprediksi bakal merepotkan calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam debat pertama yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 12 Desember 2023.
Pengamat politik dan pemerintahan dari Citra Institute, Efriza, menilai Anies dalam posisi yang tidak aman dalam debat pertama capres, karena isu korupsi sebagai salah satu tema yang diangkat KPU erat berkaitan dengan lingkaran koalisinya.
"Anies-Imin tentu saja akan direpotkan dengan koalisi, dan mereka secara personal utamanya Cak Imin yang tersorot kasus korupsi, kemudian dari kubu Nasdem sebagai mitra koalisinya," ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (9/12).
Efriza mengurai, isu korupsi yang membayangi Anies pada sosok Cak Imin adalah karena belakangan ditarik-tarik kembali ke isu korupsi di Kementerian Ketenagakerjaan.
Sementara isu korupsi di Partai Nasdem, yang memberatkan Anies, lanjut Efriza, ada dua kasus yang pada tahun ini diungkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Yakni kasus BTS yang menjerat mantan Sekjen Nasdem Johnny G. Plate saat menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika, serta mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," urai Efriza.
Kendati begitu, dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang (Unpam) itu meyakini, Anies masih unggul di tema lain yang disediakan KPU pada debat pertama nanti.
"Anies dapat menguat dalam konsep kerukunan warga, penguatan demokrasi, karena modal dari kekuatan Islamnya dan juga konsep demokrasi sangat dipahami oleh Anies yang pengalaman sebagai akademisi," ucapnya.
"Hanya saja soal penegak hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi merepotkan kubu ini," tandas Efriza.
Debat pertama capres yang akan digelar di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pekan depan (12/12), mengangkat tema "Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik, dan Kerukunan Warga".
Tiga capres akan berdebat tunggal di atas panggung selama 120 menit, dan ditemani oleh cawapres masing-masing yang tidak boleh membantu berbicara.
Baik Anies Baswedan, Prabowo Subianto, maupun Ganjar Pranowo diperbolehkan saling bertanya satu sama lain, dalam sesi pendalaman.
Selain itu, akan ada 11 panelis yang akan memberikan pertanyaan kepada masing-masing capres, sesuai bidang kepakaran yang mereka miliki.