Bank Indonesia memastikan keamanan sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di dalam negeri, di tengah banyaknya ancaman pencurian data keuangan global seperti quishing melalui QR Code.
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Fitria Irmi Triswati menegaskan, sejak diluncurkan, QRIS telah dilengkapi dengan sistem keamanan yang berstandar internasional. Sehingga, masyarakat diimbau untuk tidak panik dalam bertransaksi menggunakan QRIS.
"Pesan saya satu, kalau QR di Indonesia sendiri sudah standar internasional, jadi keamanannya istilahnya tidak terbobol," kata Fitria, seperti dikutip Senin (11/12).
Dikatakan Fitria, hingga kini belum ada pengaduan atau laporan dari pengguna maupun merchant bahwa QRIS telah dibobol oleh hacker, seperti quishing.
Meski demikian, salah satu yang menjadi persoalan QRIS selama ini adalah permasalahan dari si penggunanya sendiri.
“Selama ini kesalahan ada terkait penggunaannya, seperti pin nya diketahui orang, sehingga dipakai, atau mobile banking-nya di-hack, jadi semacam itu. Tapi bukan QRIS nya sendiri, sehingga kewaspadaan itu harus datang dari kita penggunanya," tegasnya.
Lebih lanjut, ia pun mengimbau masyarakat untuk teliti dalam bertransaksi menggunakan QRIS agar tidak terkena penipuan. Misalnya dengan memerhatikan nama atau identitas yang tertera dalam sistem QRIS harus sesuai dengan pembayaran yang dituju.
Pernyataan Fitria itu datang di tengah banyaknya aksi penipuan keuangan, seperti awal tahun ini di mana perusahaan energi besar AS telah menjadi target penipuan kode QR.
Analis keamanan memperingatkan bahwa quishing sedang mengalami peningkatan.
Quishing sendiri merupakan penggabungan kode QR dan phishing, di mana pelaku kejahatan "memancing" untuk mendapatkan informasi pribadi dan detail pribadi pengguna.