Direktur PT PLN (Persero), Darmawan Prasadjo mengatakan, PLTS Terapung Cirata ini merupakan proyek kerja sama dengan perusahaan listrik asal Uni Emirat Arab (UAE), Masdar. Ini merupakan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Asia Tenggara.
Adapun kepemilikan saham PLN dalam proyek ini sebesar 51 persen dan Masdar 49 persen. Sehingga, lewat kerja sama internasional ini dalam rangka berkontribusi kurangi gas rumah kaca dan kurangi perubahan iklim.
“Dalam proses ini kita bukan hanya siapkan listrik yang bersih tapi juga sediakan energi bersih agar pembangunan terus tumbuh. Dalam proses ini adanya investasi baru,” kata Darmawan, Kamis (9/11).
PLTS Terapung Cirata ini merupakan suatu usaha PLN untuk bagaimana bangun kapasitas nasional dengan melibatkan 1400 pekerja dari 3 kabupaten, Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat.
“Kami tentu saja pertama kali melakukan coaching, cappacity building, training. Butuh waktu 3 bulan. Setelah itu 1400 pekerja lokal ini selesaikan project raksasa ini.
Kami terkejut kemampuan bangsa ini adopsi teknologi dan bangun suatu technical skills dan ke depan bangsa ini mandiri,” katanya
Adapun dari PLTS ini 192 MWP disambung ke gardu. Dari tadinya listrik PLTS Cirata ini hanya 20 ribu kv akan naik menjadi 150 ribu kv dan masuk transmisi Jamali.
“Ini dikonsumsi rumah tangga dan industri, asumsi rumah tangga bisa listriki 50 ribu rumah tangga,” tambah Darmawan.
Darmawan mengatakan PLTS terapung ini terletak di atas Waduk Cirata, Bandung Barat, Jawa Barat. Terbentang di area seluas 200 hektar yang terbangun dalam 13 blok dengan lebih dari 340 ribu solar panel, PLTS ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun dan mampu melistriki setara lebih dari 50 ribu rumah, serta akan menekan emisi karbon lebih dari 200 ribu ton per tahun.
Nilai Investasi Rp 1,7 Triliun
Dengan nilai investasi mencapai Rp 1,7 triliun, proyek ini mampu menghasilkan pengembalian investasi yang menarik, meningkatkan kepercayaan investor serta sekaligus menjawab tantangan energi bersih.
"Ini juga menjadi bukti bahwa PLN mampu menghadirkan skema kerja sama investasi yang menarik sehingga berhasil mendorong minat investor untuk mengembangkan proyek energi terbarukan di wilayah lain," tutur dia.
Darmawan memastikan PLN akan terus mengembangkan pembangkit listrik yang berbasis energi bersih. Dengan potensi energi bersih mencapai 360 GW, PLN membuka ruang kerja sama investasi untuk pengembangan energi bersih di Tanah Air dalam mewujudkan target Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060.
Pada kesempatan tersebut, Darmawan juga meluncurkan penggunaan perahu listrik bernama Nusantara e-Boat. Perahu listrik tersebut digunakan sebagai kendaraan operasional petugas PLTS terapung Cirata.
Jokowi Resmikan PLTS Terapung Cirata
Presiden Jokowi resmikan PLTS Terapung Cirata di Purwakarta, Kamis (9/11/2023).
PLTS ini telah diremikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (9/11). Ia menyebut, proyek pembangunan PLTS Terapung Cirata ini merupakan kerja sama Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, PLN dan kolaborasi dengan kekuatan dunia yaitu Masdar dari Uni Emirat Arab.
"Saya ingin nantinya seluruh potensi energi baru terbarukan yang ada di Indonesia bisa kita manfaatkan dan saya yakin pasti bisa karena sekarang teknologinya seorang sudah ada, misalnya di pembangkit surya ini juga ada pembangkit angin," ujar Jokowi.
Kepala Negara menyadari dalam prosesnya memang ada tantangan cuaca memang. Tapi, ia yakin hal itu bisa diatasi dengan membangun sistem smart grade, sehingga meskipun cuaca berubah listriknya tetap stabil.
“Tantangan lokasi energi baru terbarukan yang jauh dari pusat kebutuhan listrik juga bisa kita atasi. Kita bisa bangun solusinya dengan transmition line yang nantinya setiap potensi EBT di Sumatera, di Kalimantan, dan Sulawesi bisa kita salurkan ke pusat pusat ekonomi," tuturnya.
"Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pada pagi hari ini saya resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS Terapung Cirata 192 MWP di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, Indonesia," pungkasnya.