Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid mengingatkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) di Riyadh, Arab Saudi, dapat memaksimalkan momentum tersebut.
Dia menilai agenda tersebut merupakan momentum pelunasan utang sejarah Indonesia terhadap Palestina yang diakui oleh Presiden Jokowi sendiri yaitu merdekanya Palestina, dengan menggalang kekuatan negara-negara OKI untuk mengakhiri kejahatan perang Israel di jalur Gaza dan menghentikan penjajahan Israel terhadap Palestina secara keseluruhan.
"Presiden Jokowi perlu tampil lebih berani dan efektif dari yang sebelumnya dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI di sidang OKI di Riyadh, dengan lebih mengkritisi peran negara-negara OKI sehingga mereka kembali serius melaksanakan komitmen pada alasan didirikannya OKI, yakni untuk membantu perjuangan Palestina menjadi negara merdeka," ujar dia, melalui keterangan resmi yang diterima tvOnenews.com, Senin (13/11/2023).
Anggota DPR RI ini pun menilai penting Presiden Jokowi menguatkan diplomasi yang sebelumnya dilakukan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi dengan memastikan kepala-kepala negara OKI untuk dapat bersatu padu untuk segera hentikan genosida Israel.
Kemudian membuka perbatasan Gaza, maksimalkan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, mengirimkan pasukan penjaga perdamaian, dan lebih baik lagi bila Indonesia memelopori menjalin kerja sama yang intensif dengan negara-negara seperti Bolivia, Cile, Kolombia, Afrika Selatan yang memutus hubungan diplomatik atau menarik duta besar mereka dari Israel.
“Mewujudkan kerja sama dan kolaborasi ini sangat dipentingkan, agar OKI dapat mewujudkan tujuan pembentukannya, yakni untuk memerdekakan Palestina dari penjajahan Israel,” tukasnya.
Politikus yang akrab disapa HNW menjelaskan beberapa negara OKI memang telah mengambil sikap tegas mengoreksi hubungan mereka dengan Israel, seperti Turki, Jordan dan Bahrain yang bukan hanya menarik duta besarnya, tetapi juga menghentikan kerja sama ekonomi dengan Israel, itu semua patut diapresiasi.
“Bila OKI yang beranggotakan 57 negara, atau organisasi dunia terbesar kedua setelah PBB ini, menjatuhkan ‘sanksi’ kepada Israel dengan memutus hubungan diplomatik dan tidak melanjutkan kerja sama di bidang ekonomi dalam bentuk apa pun, tentu akan efektif untuk mengkoreksi berkelanjutannya kejahatan penjajahan Israel," ungkapnya.
"Selain itu juga dapat menghentikan tragedi kemanusiaan dan holocaust di Gaza, dan akan berdampak pada kemungkinan mendekatkan realisasi tujuan dari berdirinya OKI yaitu Palestina merdeka,” tandas dia.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi dipastikan akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) di Riyadh, Arab Saudi, pada 11 November 2023.
Berdasarkan kabar yang disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Lalu Muhammad Iqbal mengatakan pertemuan KTT OKI akan membahas permasalahan perang antara Israel dan Palestina.
“Dipastikan bahwa KTT tersebut akan difokuskan untuk membahas perkembangan terakhir situasi di Gaza,” jelas dia, melansir keterangan resmi yang diterima tvOnenews.com, Jumat (10/11/2023).
Tidak hanya di situ saja, Iqbal juga memastikan dalam forum KTT OKI, negara-negara yang tergabung di dalamnya akan melakukan konsolidasi bersama menghentikan perang.
“Juga mengkonsolidasikan upaya bersama negara-negara OKI untuk menghentikan kekejaman Israel di Gaza saat ini,” tandas dia.