Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Nurdin Halid, menanggapi putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terhadap Anwar Usman.
Ketua Umum PSSI periode 2003—2011 ini menganalogikan sebuah pertandingan sepak bola dan "Gol Tangan Tuhan" Diego Maradona pada Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Nurdin Halid menilai di dalam negara demokrasi, politik dan hukum itu berjalan paralel, demokrasi akan baik, objektif, dan sehat, kredibel, ketika penegakan hukum itu bisa berjalan dengan berkualitas.
Sebagai pecinta sepak bola, ia menganalogikan sebagai sebuah pertandingan sepak bola.
"Regulasi dibuat oleh PSSI berdasarkan rule of the game FIFA," bebernya dalam Talkshow SATU MEJA di Kanal YouTube KOMPAS.TV dilihat FAJAR.CO.ID, Jumat (10/11/2023).
Dia menjelaskan, penegakan aturan di lapangan sepak bola itu ada di tangan wasit, komisi disiplin, dan komisi banding.
Dalam sebuah pertandingan sepak bola, cerita Nurdin Halid, tercipta sebuah gol, tetapi setelah pertandingan, diketahui ada pemain yang offside. Protes pun dilakukan ke komisi disiplin, kemudian komisi disiplin mengambil langkah untuk mengadili dan memberikan hukuman terhadap wasit, tetapi tidak dapat membatalkan gol dalam pertandingan itu.
"Ketika sebuah pertandingan berjalan, terjadi sebuah gol dan disahkan oleh wasit. Ini tidak terbantahkan dan tidak ada yang bisa menganulir, sekalipun sesudah pertandingan, semua penonton melihat ada seorang pemain yang satu meter offside, maka dilakukanlah protes kepada komisi disipilin. Komisi disiplin mengadili, kemudian menghukum wasitnya, tapi tidak membatalkan gol," urainya.
Pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, 17 November 1958 lalu ini kemudian mempertanyakan, apakah hasil pertandingan itu tidak legilimite?
Nurdin Halid yang pernah mengantar PSM merebut gelar juara Piala Ho Chi Minh City, Piala Pardede, Piala Jenderal M Yusuf (tahun 2000), runner-up Piala Bangabandhu, Bangladesh (1996) menegaskan, hasil pertandingan tersebut legilimite.
Nurdin Halid kemudian menceritakan soal "Gol Tangan Tuhan" Diego Maradona pada Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Dia kembali mempertanyakan, apakah apakah gol Diego Maradona itu dibatalkan oleh FIFA?
"Kita melihat suatu peristiwa yang sangat fenomenal ketika Piala Dunia 86, di mana superstar kita Diego maradona itu gol tuhan, yang disaksikan oleh hampir semua pemirsa. Apakah gol itu dibatalkan oleh FIFA? Tidak. Apakah Argentina sebagai juara dunia ketika itu legilimite? legilimite. Apakah kemudian rusak seluruh pengaturan di FIFA? Tidak," tegas Nurdin Halid.
Dia menegaskan, hal itu sama dengan putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terhadap Anwar Usman. "Sama dengan ini, etik berjalan, tetapi putusannya tetap berjalan dan itu tidak akan merusak demokrasi kita," tegasnya.
