Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dianggap sedang melakukan serangan terhadap Presiden Joko Widodo, melalui pidato saat pengundian nomor urut di KPU RI, Selasa malam (14/11).
Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, Ganjar mulai menyerang Jokowi dengan menyampaikan narasi situasi demokrasi belum baik-baik saja.
"Pidato Ganjar yang mulai menyerang dengan narasi demokrasi belum baik-baik saja dapat ditafsirkan Ganjar sedang serang Jokowi," kata Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/11).
Muslim meyakini, Ganjar yang merupakan capres dari PDI Perjuangan sedang berseteru keras dengan Jokowi yang sedang membangun politik dinasti dan nepotisme.
"Apakah itu dapat diartikan kecewa dengan Jokowi? Dan kritikan itu berarti ditujukan langsung ke Jokowi sedang bangun dinasti dan hancurkan demokrasi," pungkasnya.
Saat pidato pengundian nomor urut di KPU RI, Ganjar menyindir soal drama politik yang terjadi belakangan ini.
"Kita menangkap, apa yang menjadi kegelisahan, suasana kebatinan, yang muncul di masyarakat adat, tokoh agama, ada guru-guru bangsa, ada seniman, ada budayawan, ada teman-teman jurnalis, ada para pemred, para aktivis, mahasiswa dan semuanya sedang menyuarakan kegelisahan itu," kata Ganjar.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menilai, demokrasi di Indonesia saat ini belum baik-baik saja. Sehingga, dia meminta seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga demokrasi.
"Kewajiban kita bapak ibu, untuk menjaga, karena kalau kita merasakan itu, rasanya demokrasi harus kita pastikan, bahwa demokrasi bisa baik, meskipun sekarang belum baik baik saja. kita harus sampaikan itu," pungkasnya.