Hasil survei terbaru lembaga asal Prancis, Ipsos Public Affair, menempatkan elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di angka 28,9 persen.
Kubu AMIN menyambut gembira hasil survei yang dilakukan pada rentang waktu 17-19 Oktober itu. Pasalnya, tren elektabilitas tersebut membuat jarak pasangan AMIN dengan dua pasangan lainnya terpaut sangat tipis.
Elektabilitas tertinggi masih dimiliki pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 31,9 persen, diikuti Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dengan 31,2 persen.
Selisih ketiga pasangan yang masih berada dalam batas margin of error membuat kubu AMIN bersyukur dan makin optimis.
“Pertama, ini adalah hal yang patut disyukuri. Artinya kerja-kerja kami tim AMIN didukung partai koalisi dan segenap simpul relawan telah mengangkat elektabilitas pasangan AMIN menjadi setara dengan pasangan bacapres bacawapres lain,” kata juru bicara Anies Baswedan, Indra Charismiadji, Jumat (10/11).
Dia mengungkapkan bahwa para relawan makin bersemangat setelah mengetahui hasil survei AMIN terus mengalami kenaikan dan menempel ketat kedua paslon lainnya.
Baca juga:
Pilpres 2024 Berpotensi Satu Putaran, Indo Barometer Beberkan Ini
“Yang kedua, hal ini menjadi penyemangat kami untuk bekerja lebih giat dan lebih smart lagi dalam 100 hari ke depan untuk memenangkan pasangan AMIN dalam pilpres. Ibaratnya, kita sudah melihat cahaya di ujung terowongan,” tandasnya. Indra mengingatkan bahwa lembaga survei Utting Research yang berbasis di Australia juga merilis temuan serupa pada Juli lalu.
Tokoh pendidikan ini pun yakin hasil riset kedua lembaga asing ini lebih akurat ketimbang survei lembaga lokal.
Menurut dia, survei yang dirilis lembaga-lembaga dalam negeri hanyalah alat untuk menggiring opini publik agar menghasilkan bandwagon effect.
“Yang ketiga, kalau melihat dari reputasi dunia dari lembaga survei Ipsos yang asal Perancis ini sepertinya hasilnya lebih bisa dipertanggungjawabkan dan bebas dari kepentingan salah satu kubu. Dengan kata lain lebih netral. Jadi intinya akan menjadi sebuah rujukan yang kredibel untuk semuanya,” papar Indra.
Terpisah, pengamat komunikasi politik Dhimam Abror Djuraid mengemukakan survei dua lembaga riset asing menunjukkan bahwa kekuatan tiga paslon bacapres dan bacawapres memang berimbang.
“Empat bulan lalu kita juga disodori hasil riset dari Utting Research Australia. Waktu itu Anies belum ada pasangan. Hasil survei Ipsos Public Affair Perancis dan Utting Research Australia ini membuka mata publik, bahwa hasilnya sangat berbeda dengan surepay. Saya menyebutnya di Indonesia ini surepay. Jadi pasti dibayar,” terang Dr Dhimam Abror.