Situasi politik dan kondisi iklim yang dinilai tidak baik-baik saja, diminta Koalisi Kaum Muda untuk Demokrasi dan Perubahan Iklim, agar diangkat sebagai tema debat calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) pada Pilpres 2024.
Perwakilan Koalisi Kaum Muda untuk Demokrasi dan Perubahan Iklim, M. Andrean Saefudin mengatakan, gagasan tersebut menjadi salah satu topik yang konsen dibahas pihaknya dalam focus group discussion (FGD) terbatas di Jakarta Selatan, Jumat (17/11).
"Menurut kami 3 isu yang hits di kelompok muda harus diangkat dalam debat capres-cawapres. Yaitu yang pertama soal demokrasi, perubahan iklim dan keterwakilan perempuan," ujar Andrean kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/11).
Dia menjelaskan, kelompok muda mengkhawatirkan demokrasi di Indonesia saat ini tidak memperhatikan 3 isu utama tersebut, dan juga tidak turut melibatkan kelompok muda dalam menggagas konsep praktis dalam mewujudkannya.
"Sebab, kami berpandangan tiga hal tersebut sangat urgen untuk kita diskusikan secara serius, mengingat komitmen terhadap masa depan demokrasi dan juga perubahan iklim sangat penting dan perlu disuarakan," kata Andrean.
"Utamanya oleh kaum muda yang hari ini menjadi penentu dan mendominasi pada Pemilu 2024, tetapi masih minim diberikan ruang dan diberdayakan secara bermakna oleh para pasangan capres-cawapres," tuturnya.
Khusus mengenai demokrasi, dia menilai kondisi yang kini dirasakan masyarakat tidak berkembang, karena terdapat pemanfaatan instrumen negara oleh elite-elite politik.
"Belum lagi akhir-akhir ini kita disuguhkan narasi dan tradisi baru yang kurang sehat, yang mana kita melihat adanya laporan-laporan ke polisi kepada filsuf Rocky Gerung, dan bahkan eks jurnalis Aiman Wicaksono. Ini sangat tidak sehat di alam demokrasi kita akhir-akhir ini," keluhnya.
Lebih lanjut, Andrean meminta 3 pasangan capres-cawapres mengedepankan politik gagasan, dan bisa ditunjukkan dalam debat yang mengangkat 3 isu usulannya tersebut.
"Politik gagasan haruslah dikedepankan, diutamakan isu-isu demokrasi, perubahan iklim dan keterwakilan perempuan," tandasnya.