Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi), Akbar Himawan Buchari, berharap agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat membuka akses seluruh atase perdagangan kepada Hipmi.
Dengan langkah ini, pengusaha muda di Indonesia diharapkan dapat menjalin komunikasi dan bisnis dengan pelaku usaha di berbagai negara.
"Relasi bisnis yang melibatkan para kader Hipmi ini akan semakin menguatkan hubungan dagang antara Indonesia dan negara-negara di dunia, termasuk Amerika," ungkap Akbar dalam keterangannya yang diterima di Jakarta pada Sabtu.
Akbar, yang ikut dalam kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS), menyoroti pentingnya akses tersebut untuk memperkuat hubungan dagang Indonesia dengan dunia internasional.
Ia menyampaikan pesan Presiden Jokowi kepada Ketum Badan Pengurus Daerah (BPD) Hipmi saat audiensi di Washington DC, bahwa di era saat ini, para pengusaha harus dapat meraih peluang yang ada.
Presiden Jokowi menekankan bahwa di tengah perang dagang dan ketidakpastian global, pelaku usaha harus mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun.
Ia berharap agar para pelaku usaha muda, terutama yang tergabung di Hipmi, dapat tumbuh menjadi inovator yang mampu bersaing dan menggerakkan ekonomi Indonesia.
Selain itu, Presiden mengajak kader Hipmi untuk mencari rekan dan mitra bisnis di berbagai negara, memanfaatkan peluang investasi, baik skala besar maupun skala kecil. Akbar, dalam tanggapannya, berkomitmen untuk memaksimalkan perannya demi kemajuan bangsa dan negara.
Ia juga mengapresiasi keberhasilan Jokowi dalam membawa kesepakatan bisnis senilai 25,85 miliar dolar AS atau Rp400 triliun selama kunjungannya ke Amerika Serikat.
Akbar menyebut bahwa rencana peningkatan status hubungan bilateral menjadi comprehensive strategic partnership (CSP) akan memperkuat kerja sama antara kedua negara, meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rencana pembentukan critical mineral agreement (CMA) dan partisipasi Indonesia sebagai mitra International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund milik AS juga menjadi poin penting. Jokowi dan Biden, dalam pertemuan mereka, menekankan pentingnya just energy transition partnership (JETP) dan perpanjangan generalized system of preferences (GSP) untuk meningkatkan perdagangan Indonesia.
"Bayangkan jika semuanya terealisasi. Perekonomian kita akan semakin kuat lagi. Kerja sama pengusaha akan banyak terjalin, lapangan pekerjaan akan semakin bertambah, dan akhirnya akan mensejahterakan rakyat," ujar Akbar.