Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menilai target pertumbuhan ekonomi 7% pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md adalah yang paling ambisius dibandingkan dua pasangan capres-cawapres lainnya.
Dia mengatakan target yang tinggi itu boleh-boleh saja asalkan jelas bagaimana strategi dan cara mencapainya.
"Saya melihat dari sisi visi -misi ekonomi di antara yang 3, ini memang Pak Ganjar yang dari sisi visi-misi target-targetnya yang paling tinggi-lah," kata Faisal dalam acara Your Money, Your Vote di CNBC Indonesia, Rabu (8/11/2023).
Dia mengatakan semenjak reformasi 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah mencapai 7%. Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi pernah dicapai di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mencapai 6%. Namun, pertumbuhan itu bisa dicapai karena adanya booming harga-harga komoditas.
Faisal berkata Presiden Joko Widodo pada awal pemerintahan juga sempat menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 7%. Akan tetapi, target tersebut belum pernah tercapai hingga saat ini. "Butuh terobosan yang konkret dan cepat, strategi jadi sangat penting," katanya.
Menjawab hal tersebut, Direktur Muda Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud Reyhan Noor mengatakan target pertumbuhan 7% merupakan keharusan. Menurut dia, Ganjar-Mahfud menilai bahwa bonus demografi yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk menjadi negara maju tinggal tersisa 13 tahun.
"Jadi mau tak mau harus dimanfaatkan agar kita bisa menjadi negara maju. Pak Ganjar juga sudah bilang kita tidak mau terjebak menjadi negara pendapatan menengah," ungkap Ganjar.
Dia mengatakan Ganjar-Mahfud sudah merumuskan strategi yang berakar pada rekam jejak keduanya. Reyhan bilang Ganjar punya rekam jejak keberhasilan melakukan transformasi pemerintahan di Jawa Tengah dengan mengakomodasi investasi dan aktivitas ekonomi. Sementara Mahfud memiliki rekam jejak panjang dalam penegakan hukum dan reformasi.
"Ini menjadi modal utama di mana kita melihat pak Ganjar dan Mahfud mempunyai pondasi," papar Reyhan.
Dia mengatakan target 7% itu bisa dicapai dengan melakukan alokasi anggaran yang tepat dan tidak boleh sia-sia atau tidak efisien. Menurut dia, alokasi anggaran harus ditentukan berdasarkan skala prioritas.
"Skala prioritas ini yang disusun untuk mencapai 7% tadi," ujarnya.
Reyhan juga menekankan pentingnya pemberantasan korupsi kolusi dan nepotisme untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi ini. Dia mengatakan kepastian hukum menjadi hambatan utama yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sesuai harapan. Selain itu, dia mengatakan pasangan Ganjar-Mahfud juga akan mendorong digitalisasi birokrasi.
"Kita sudah memiliki modal infrastruktur dan masyarakat yang banyak. Tinggal kita memastikan bahwa hukum akan konsisten dan bisa mengakomodasi apa yang diinginkan masyarakat," kata dia.