Elite PDIP tampaknya tampaknya tak ingin memberi jawaban tegas terkait posisi Joko Widodo (Jokowi) di PDIP.
Sikap tersebut setidkanya ditunjukkan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Dia enggan menjawab secara terperinci ketika ditanya awak media soal status Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di parpol berlambang Banteng moncong putih.
"Ya, status Pak Jokowi sebagai Presiden RI," kata Hasto menjawab awak media di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/11).
Namun, kata Hasto, kepemimpinan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD apabila menjadi pemimpin RI bakal mengambil saripati dari keberhasilan Jokowi.
"Bergerak lebih cepat dengan spirit penegakan hukum yang lebih kuat," kata Hasto.
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu kemudian mengatakan gerakan pemenangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024 menyentuh akar rumput secara nyata.
"Apa yang dilakukan Pak Ganjar dengan blusukan, dengan sat-set menyelesaikan masalah rakyat dengan cepat, dan gaspol, itu menunjukkan suatu spirit dalam membangun kemajuan Indonesia kita," ungkap dia.
Kelebihan lainnya dari Ganjar-Mahfud, kata Hasto, soal komitmen pada wong cilik. Keberpihakan pada petani, buruh, nelayan, serta memperkuat SDM Indonesia yang unggul.
"Keberpihakan kepada petani, buruh, dan nelayan, mengangkat pendidikan kita agar kunci kemajuan itu dimulai dari pendidikan, itu yang dilakukan oleh pak Ganjar," kata Hasto.
Diketahui, Hasto berada di Bali demi mendampingi Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat menerima penghargaan AFEO Distinguished Honorary Patron.
Penghargaan itu diberikan untuk kepala negara atau pemeri yang berjasa besar terhadap profesi keinsinyuran.
Presiden ketujuh RI Joko Widodo pada 2019 pernah memperoleh AFEO Distinguished Honorary Patron atas jasa di bidang keinsyuran.
