Kiai atau ulama di pedesaan lebih mengerti persoalan dasar umat terutama kemiskinan, dan suara mereka harus di dengar pemimpin di pusat.
Itulah alasan yang mengantarkan calon presiden Prabowo Subianto, untuk hadir dalam diskusi bersama perwakilan Kiai Kampung se-Indonesia di Malang, Jawa Timur, Sabtu (18/11).
Bukan hanya narasi atau cerita dari kiai, Prabowo pada acara itu juga menyaksikan tayangan video kehidupan Supriati, buruh tani asal Desa Suko, Probolinggo, yang menerima upah Rp1 juta perbulan dengan kondisi janda 3 anak dan terjerat hutang demi kehidupannya.
Dalam video, digambarkan bahwa Supriati hidup serba pas-pasan dalam keadaan rumah yang serba kekurangan.
"Bapak dan ibu yang berada di kampung di daerah lebih tau keadaan rakyat bapak yang lebih tahu (kondisi di kampung), film itu bukan sesuatu yang aneh bagi saya," kata Prabowo mengomentari tayangan video itu.
Prabowo memandang, harus ada perubahan pada nasib warga terutama petani. Sebab, petanilah yang menyokong kebutuhan pangan rakyat Indonesia.
“Kita yang cinta bangsa dan negara, kita ingin bangsa, negara, dan rakyat kita hidup dengan martabat dan harga diri. Untuk itu, tidak boleh ada rakyat kita yang hidup (susah) seperti tadi di film itu (hidup susah),” demikian Prabowo.