ASEAN kini telah menjadi kawasan dengan ekonomi terbesar kelima dan eksportir terbesar keempat. Bahkan di tahun 2022, ASEAN menjadi tujuan Foreign Direct Investment (FDI) terbesar kedua di dunia.
Atas dasar itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut perekonomian ASEAN akan turut mendorong ketahanan perekonomian Asia jika didukung dengan konektivitas yang baik.
“Konektivitas merupakan kunci dalam pembangunan ekonomi terpadu di wilayah ASEAN. Tidak hanya membuat kebijakan, tetapi juga secara praktis melakukannya agar infrastruktur dan konektivitas di ASEAN dapat segera terwujud,” tegas Airlangga dalam kegiatan The 14th ASEAN Connectivity Symposium di Jakarta, Rabu (8/11).
Senada dengan Menko Airlangga, President Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Profesor Tetsuya Watanabe mengatakan bahwa konektivitas ASEAN telah terbukti menjadi landasan strategi pemulihan pasca pandemi.
Sementara itu, dalam kegiatan yang sama, Deputy Secretary-General of ASEAN for ASEAN Economic Community, Satvinder Singh mengingatkan bahwa ASEAN harus membangun kapasitas dan memperkuat pijakan regional untuk memaksimalkan manfaat konektivitas dan komunitas ekonomi ASEAN.
Deputy Satvinder Singh juga menyampaikan bahwa kepemimpinan Menko Airlangga selaku Ketua Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian tersebut.
Lebih lanjut, negara-negara ASEAN juga berkomitmen mengembangkan Agenda Konektivitas ASEAN Pasca-2025 sebagai bagian dari Komunitas ASEAN Pasca-2025. Sehubungan dengan itu, pengembangan Agenda Konektivitas ASEAN pasca 2025 akan dilakukan melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) sebagai referensi utama.
“Saya berharap dalam MPAC 2025 maupun dalam Agenda Konektivitas ASEAN Pasca 2025 dapat mengakomodir rencana aksi yang sejalan dengan penerapan Local Currency Transaction (LCT) sebagai penghubung ASEAN dan rencana ASEAN untuk mengembangkan kendaraan listrik ekosistem di ASEAN,” pungkas Airlangga.
Pada pertemuan tersebut, Menko Airlangga turut didampingi Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Tata Niaga Kemenko Perekonomian, Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kemenko Perekonomian.
Simposium tersebut juga dihadiri oleh ketua dan perwakilan ASEAN Connectivity Coordinating Committee Komite Koordinasi Konektivitas ASEAN (ACCC), Duta Besar ASEAN Dialogue Partner, perwakilan Badan-Badan Sektoral ASEAN dan Badan Pelaksana Utama, serta sejumlah representatif focal points MPAC 2025, organisasi internasional, multilateral development banks, sektor swasta dan organisasi sub-regional lainnya.