Calon presiden nomor 1 Anies Baswedan memandang pembangunan ekonomi yang dikerjakan pemerintah saat ini hanya berorientasi pada pertumbuhan, bukan pada pemerataan.
Hal ini diungkap Anies saat menghadiri dialog terbuka Muhammadiyah bersama calon pemimpin bangsa di Edutorium Universitas Muhammadiyah, Surakarta, Rabu (22/11).
"Artinya kuenya membesar tapi potongannya tidak merata," kata Anies memberikan ilustrasi.
Atas alasan tersebut, capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu pun berniat mengubah kebijakan-kebijakan dengan memasukkan unsur keadilan dan kesetaraan.
"Jadi pendekatannya berubah dari pertumbuhan semata-mata menjadi pemerataan dan keberlanjutan," sambungnya.
Capres yang diusung Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pun mengklaim, dibanding dua kandidat paslon lainnya, hanya pasangan Amin atau Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang visi misinya membelah menjadi per sektor dan kawasan.
Pasangan Amin menyadari kebutuhan di Jawa berbeda dengan di Sumatera, begitupun dengan di Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Sehingga kebijakan yang nantinya akan dibuat mengacu pada prioritas kebutuhan daerah masing-masing.
"Sudah terlalu lama kebijakan kita simetris, disamakan seluruh wilayah. Seakan-akan Indonesia itu homogen. Indonesia itu kebutuhannya itu bervariasi," tandas Anies.