Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mendekati 6 persen ternyata tidak serta merta memunculkan lapangan pekerjaan yang merata.
Menurut bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan, masyarakat di banyak tempat masih menjadi penonton dan tidak menikmati besarnya pertumbuhan ekonomi di daerahnya.
"Kalau kita lihat lebih jauh, investasi meningkat tapi penyerapan tenaga kerjanya menurun," kata Anies saat menyampaikan gagasannya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang digelar Indef di Menara Bank Mega, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (8/11).
Anies pun menampilkan data yang menunjukkan terjadinya kenaikan investasi dari 2013 sampai 2022. Pada 2013 nilai investasi sebesar Rp399 triliun. Kemudian meningkat menjadi Rp1.200 triliun pada 2022.
"Tapi penyerapan tenaga kerja menurun signifikan," tegas bacapres yang diusung Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.
Di sektor pertanian dan manufaktur, papar Anies, penyerapan tenaga kerja juga belum maksimal. Bahkan di sektor pertambangan yang terus meningkat, penyerapan tenaga kerja hanya 1 persen.
"We need change. Kita harus mendorong sektor yang menyerap tenaga kerja untuk ditingkatkan," pungkas Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.