Para lurah diinstruksikan tidak terlibat politik praktis pada pemilihan umum (Pemilu) 2024. Lurah diminta tidak memihak dan ikut serta dalam aktivitas kampanye.
Demikian disampaikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat "Sapa Aruh" menjelang Pemilu 2024, di Monumen Jogja Kembali, Sleman, DIY, Sabtu (28/10).
"Pak Lurah melu kampanye? Ora usah (Pak Lurah nggak usah ikut kampanye)!" kata Sultan.
Menurut dia, pemilihan serentak lebih dari sekadar olah politik, tapi juga olah budaya, untuk meningkatkan mutu budaya demokrasi, agar tumbuh subur dan kuat mengakar menjadi budaya rakyat.
Sultan juga berpesan agar Pemilu 2024 tidak semata-mata digelar untuk mengisi jabatan presiden dan wakil presiden, serta kursi-kursi parlemen.
Menurutnya, perlu pemahaman bersama, bahwa perbedaan pandangan politik tidak harus menjadi perseteruan. Sehingga kedewasaan berpikir terkait perbedaan mutlak diperlukan.
"Ada kekhawatiran soal keindonesiaan kita, seiring lunturnya persaudaraan, dan luruhnya Indonesia sebagai rumah bersama, hanya karena kontestasi politik semata," Sultan mengingatkan.