Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Benny K Harman mengungkapkan cara penguasa 'mematikan' bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan selain memperlemah partai pengusungnya (NasDem, Demokrat, PKS).
Menurut Benny, kini kecurangan Pemilu 2024 semakin kasar, selain memperlemah partai politik (parpol) pengusung Anies Baswedan, sistem pemilu menjelang Pilpres 2024 juga akan diubah.
"Kecurangan Pemilu oleh penguasa sekarang makin kasar dilakukan untuk mematikan langkah koalisi pro perubahan. Di antaranya dengan mengubah sistem Pemilu di tengah jalan," ungkapnya
"Selain dengan memperlemah Parpol-parpol koalisi yang dengan tegas dan lantang menyuarakan perubahan dengan mengusung mantan Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai Capresnya," imbuhnya.
Padahal menurutnya, merebuh kekuasaan merupakan hal yang sah di negara demokrasi, namun yang disayangkan adalah upaya mematikan penantang utama dengan alasan menjaga kepentingan negara.
"Merebut kekuasaan itu kan sah saja di negeri demokrasi namun jangan lah mematikan penantang utamanya apalagi atas nama menjaga kepentingan bangsa dan negara," ujarnya dikutip dari Twitter @BennyHarmanID, Rabu (7/6).
Sementara itu, Presiden Jokowi mengaku akan cawe-cawe dalam pemilu 2024.
Jokowi mengatakan pihaknya melakukan itu demi kepentingan negara agar pembangunan berlanjut meski ada transisi kepemimpinan.
Joko Widodo mengklaim aksi cawe-cawe-nya akan dilaksanakan sebaik mungkin dan dalam artian positif.
Jokowi mengaku tidak ingin penerusnya nanti menghentikan upaya pembangunan yang telah berjalan.
"Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti positif, masa tidak boleh?" tanya Jokowi saat menjamu sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (29/5/2023).