Presiden dan wakil presiden terpilih pada Pemilu 2024, sudah pasti diwarisi utang. Untuk itu, mereka harus memiliki trategi dalam mengurangi utang luar negeri yang saat ini telah mencapai Rp7.800 triliun.
"Saya kira semua pemenang pemilu termasuk siapa yang akan menjadi pemenang pilpres yang akan datang sudah harus mengukur berapa kira-kira utang yang akan warisi," kata Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/6).
Dikatakan Eddy, kadidat calon pemimpin memang harus bisa memberikan gambaran langkah apa yang akan diambil untuk menyelesaikan utang itu.
Kalaupun belum sepenuhnya lunas, lanjutnya, utang yang sudah ada harus dikelola dengan baik untuk menghasillkan satu hal produk yang produktif.
"Bagaimana utang itu bisa lebih memiliki produktifitas yang tinggi. Misalnya utang-utang itu yang berbunga tinggi bisa di biayai ulang oleh orang berbiaya pendek atau lebih murah," terangnya.
Dengan strategi yang sudah disusun dan nantinya dijalankan, Eddy yakin utang negara akan secara perlahan berkurang.
Sebagai catatan, data dari Kementerian Keuangan per Maret 2023 menyebutkan utang Indonesia mencapai Rp7.879,07 triliun dengan PDB 39.17 persen.
Angka fantastis ini merupakan peningkatan utang di era Presiden Joko Widodo.
Apabila dibagi rata dengan jumlah penduduk Indonesia terkini, setiap kepala memiliki utang luar negeri masing-masing Rp28,8 juta.