Tere Liye: Berkali-kali Kilang Pertamina Meledak, Menterinya Lebih Sibuk Urus Bola Daripada Urus BUMN, AKHLAK nya Dimana?

 By TERE LIYE

Saya tidak paham bagaimana BUMN ini diurus. Seriusan. Bingung lihatnya. Pertamina misalnya.

Lima tahun terakhir, berapa kali kilang Pertamina terbakar? Coba kamu cari datanya. Apakah elit BUMN ini tidak paham yang disebut: keselamatan kerja?

Wah, kalau kita itu tinggal di negeri yang becus saja dikit, seharusnya manajemen Pertamina itu sudah sejak lama diganti. Habisi total.

GANTI SEMUA! Di perusahaan internasional sana, hanya gara2 keselamatan kerja simpel, bisa panjang urusannya.

Apalagi kalau sudah berkali2 terbakar, meledak, kejadian di berbagai tempat, itu artinya ada yang eror di pengelolaannya. Kecelakaan kok sering.

Tapi, manajemen Pertamina ini seperti kebal sekali. Kalaupun ada penggantian direksi, cuma gara2 direkturnya nggak buru2 pulang saat kilang Plumpang kebakaran. Hanya gara2 tdk buru2 pulang loh. Bukan gara2: itu kilang kenapa terbakar, meledak, dll?

Bangsanya, Jadi Musuh Soeharto!
Dan logika ini semakin kacau balau.

Saat kilang Plumpang terbakar, astagfirullah, mereka lebih fokus nyalahin warga yang nyaplok tanah. Warga ini memang melanggar hukum, masukkan penjara semua bila perlu. Warga ini memang salah total.

Tapi manajemen Pertamina? Hello? Mereka lepas dari dosa gitu? Jika ini urusannya di negara maju, direksi Pertamina bisa mendapatkan tuntutan hukum ratusan juta dollar. Serius sekali.

Manajemen BUMN-BUMN ini seperti kebal sekali. Ujung ke ujung. Bahkan saat jelas2 ada masalah serius, selow saja Kementerian BUMN.

Menteri-nya lebih sibuk mengurus hal lain. Petinggi Kementerian sibuuuk sekali ngurus hal2 lain. Hingga lupa ada koruptor bernama Emir Moeis, menjadi komisaris di salah-satu anak perusahaan BUMN. Pernah mereka bahas? Pernah mereka diskusi apakah ini sesuai dgn AKHLAK BUMN atau tidak?

Pejabat Kementerian BUMN jago semua bersilat lidah. Hingga lupa, apa sih akhirnya manfaat BUMN ini bagi rakyat? Tiket pesawat paling mahal, paket data paling mahal, listrik juga begitulah, BBM? Ngimpi kalau mau kayak Malaysia.

Pupuk, semen, perkebunan? Terus apa gunanya BUMN ini ada? Kapan rakyat menikmati diskon, harga murah, benar2 merasakan ada gunanya BUMN?

Atau hanya elit saja yg berhak menikmatinya? Bagi2 jabatan, gaji, bonus, tantiem puluhan milyar?

(Tere Liye)

Baca Juga