Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan upaya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dalam menutupi dugaan kebocoran dokumen penyelidikan.
Nenurut Rocky Gerung, peretasan telepon genggam salah satu pimpinan dan pegawai KPK merupakan alibi Firli Bahuri untuk menutupi perbuatannya dalam dugaan kebocoran penyelidikan.
"Begitu ada kasus yang betul-betul politis, Firli kok tiba-tiba jadi fanatik untuk mempersoalkan kasus Anies Baswedan. Kita mulai melihat pasti ada pesanan khusus untuk kasus ini," ujar Rocky dalam kanal Youtube Rocky Gerung Official.
Rocky menganggap bahwa manuver yang dilakukan oleh Firly ini sesuai kehendak dari orang yang mempengaruhi. Maka dari itu, Rocky menganggap bahwa Jokowi lah yang menjadi pihak di balik layar dan mengendalikan Firly.
"Kalau ada sesuatu yang betul-betul ajaib karena ini special case yaitu Anies Baswedan. Walaupun orang tau Anies ada problem yang biarin aja dia diperiksa secara hukum bukan dengan tekanan politik," jelasnya.
Tekanan politik inilah menurut Rocky yang membuat hilangnya kekuatan Firli. Hilangnya kekuatan ini membuatnya tidak bisa memimpin KPK karena sudah tidak mampu mengendalikan internal dari lembaga tersebut.
"Kalau ada keretakan dari dalam itu artinya nggak bisa diselamatkan lagi. Kalau dari luar masih bisa dikendalikan," terangnya.
Rocky kemudian menyarankan bahwa sebaiknya Firli mengundurkan diri saja dari jabatannya sebagai Ketua KPK. Hal ini akan membuat orang-orang akan mencari siapa orang di balik layar yang bertanggung jawab atas semua polemik ini.
"Apalagi seluruh pengetahuan orang tentang KPK makin lama makin sempurna. Jadi pasti semua orang membocorkan apa yang sebetulnya isi pembicaraan-pembicaraan di KPK," tuturnya.