Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menyoroti pengakuan Jusuf Kalla (JK) yang menyebut zaman Joko Widodo (Jokowi) berat karena terlalu banyak rapat.
Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu menyinggung bahwa di era Jokowi, yang berat bukan karena banyak rapat.
Said Didu pun menyinggung bahwa terlalu banyaknya foto-foto hingga saling lempar.
"Terlalu banyak rapat? Kayaknya bukan itu Pak. Sepertinya karena terlalu banyak foto-foto dan lempar-lempar," ujar Said Didu dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (18/4).
Sementara itu, pengakuan JK berawal saat dirinya ditanya perbandingan lebih enak zaman Jokowi atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pengakuan itu disampaikan JK saat pengamat politik bernama Adi Prayitno menyampaikan pertanyaan menohok kepada mantan Wakil Presiden Republik Indonesia itu dalam salah satu acara bernama Q&A yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta.
"Pak JK ini kan jadi Wakil Presiden dua kali ya, zaman pak SBY dan pak Jokowi, kalau diiris rata-rata lebih enak yang mana sebenarnya?," ujar Adi.
Kemudian, mendapatkan pertanyaan seperti itu JKtidak langsung menjawab dengan jelas, ia justru malah menyampaikan pandangannya tentang perbedaan model kerja dari dua zaman tersebut berdasarkan pengalamannya.
"Kalau waktu zaman SBY, saya dengan SBY sejak awal sudah ada perjanjian tertulis. Sebenarnya ibu Mega juga ngajak, cuma tidak bilang," tutur mantan Wakil Presiden itu menjawab.
"Jadi bukan enaknya, beratnya justru. Ada ada fokus kita kerja, kalau pak Jokowi semuanya umum-umum, dan yang beratnya rapat terlalu banyak gitu kan," sambungnya.
Kemudian, Kania Sutisnawinata selaku jurnalis senior yang juga hadir dalam acara itu langsung melontarkan pernyataan. Namun topik berganti menjadi cerita soal latar belakangnya sebagai pengusaha sekaligus politisi.
Hingga beberapa menit kemudian obrolan kembali dipotong oleh Adi Prayitno yang menegaskan kembali pertanyaannya di awal.
"Kalau dijawab hitam putih coba, lebih enak SBY atau lebih enak zaman Jokowi?," tanyanya.
JK pun menjawab bahwa itu adalah rahasia, jadi ia enggan menjawab pertanyaan yang membandingkan kedua era kepemimpinan itu.
"Itikad pejabat ada rahasianya, tidak boleh apa itu membicarakan sesuatu yang sudah terjadi," jawab JK.
Hingga akhir video, sang politisi senior itu enggan menjawab pertanyaan tersebut, sayangnya ia juga belum sempat menyampaikan jawaban lengkap lantaran obrolan yang interaktif (two way communication) dalam acara itu, membuat pernyataannya selalu tidak lengkap.
JK hanya menyebut kedua zaman itu ada beratnya masing-masing, namun ia hanya sempat menjelaskan zaman Jokowi, belum sempat zaman SBY disampaikannya, pertanyaan demi pertanyaan terus dilontarkan.