Tahu PT KAI ngotot impor KRL bekas dari Jepang, Anggota Komisi VI DPR, Andre Rosiade geregetan juga. Sudah diingetin sejak 2021, tidak dijalankan. Membuatnya naik pitam dan gebrak meja.
Andre menuding, alasan impor kereta rel listrik (KRL) dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), jelas-jelas tidak masuk akal.
Padahal, DPR sudah mengingatkan agar KCI pesan gerbong KRL ke PT INKA (Persero) pada Januari 2021. Namun, pemesanan baru dilakukan pada 9 Maret 2023 dengan dalih pabrik milik INKA baru diresmikan.
Padahal, kata politkus Gerindra ini, pabrik INKA di Banyuwangi sudah siap beroperasi sejak 2021. “Kami tahu dari awal pabrik INKA sudah mampu memproduksi pada Januari 2021. Tapi di-narasikan yang dibangun INKA itu enggak mampu,” kata Andre saat rapat dengan PT KAI, KCI dan INKA di Gedung Komisi VI DPR, Jakarta, Senin (27/3/2023)
“Jangan berikan informasi yang sesat dan salah ke masyarakat kalau kita hanya ingin impor. Bapak yang pengin impor, bapak bilang INKA yang enggak siap” lanjut Andre sambil menggebrak meja.
Andre mengatakan, INKA memerlukan waktu 18 bulan untuk memproses permintaan kereta dari KCI. Jikalau KCI memesan gerbong kereta pada Januari 2021, seharusnya pada pertengahan 2022, pesanan tersebut sudah rampung. “Ini menunjukkan KCI tidak punya perencanaan. Sudah tahu KRL-nya 2023 2024 harus diganti kenapa enggak pesan dari jauh-jauh hari?” kata Andre.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero/KAI), Didiek Hartantyo mengatakan, rencana impor gerbong KRL dari Jepang, masih dalam tahap review oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
BPKP dan KCI disebut telah berkunjung ke Jepang pada pekan lalu telah melakukan peninjauan langsung ke Jepang dan melihat kereta yang bakal diimpor masih beroperasi hingga saat ini.
“Ini sudah dilakukan peninjauan ke Jepang oleh tim BPKP dan KCI seminggu yang lalu. Sehingga kami KAI, KCI, masih menunggu hasil review BPKP,” ujar Didiek.