PDI Perjuangan meminta masyarakat untuk menilai sendiri terkait kritikan yang dilakukan BEM UI kepada DPR RI sebelum melanjutkan ke ranah hukum.
"Biarkan rakyat yang menilai buruknya kualitas berpikir dan rendahnya daya imajinasi mereka dalam menyampaikan pikiran," kata politikus PDI Perjuangan, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (23/3).
Secara pribadi, Deddy mengatakan, sikap BEM UI dengan melecehkan DPR kurang elegan. Seharusnya, sebagai warga yang berpendidikan, mahasiswa menyampaikan aspirasi dan kritiknya secara baik.
"Saya pribadi menganggap mereka sedang pamer kebodohan pada publik, bukan sedang menunjukkan daya kritis. Jadi, buat apa melayani orang-orang bodoh dan tumpul otaknya? Lebih baik didoakan saja agar pendidikan yang mereka dapatkan mampu mengubah daya nalar dan akhlak mereka," ucapnya.
Lanjut Deddy, apa yang disebarkan BEM UI bukan sebuah kritik yang mendidik. Tapi lebih kepada mengedepankan emosi.
"Kritis itu beda dengan kasar. Kritis itu soal kemampuan mengelola nalar, kasar itu soal kemampuan mengelola emosi," demikian Deddy.
BEM UI melakukan kritik pedas kepada DPR RI sebagai wujud kekecewaan mereka atas pengesahan Perppu Cipta Kerja oleh parlemen.
Melalui akun media sosialnya, BEM UI membuat animasi Ketua DPR RI Puan Maharani berbadan tikus, dan mengubah nama DPR menjadi "Dewan Perampok Rakyat".
BEM UI juga menyematkan kalimat dalam animasi itu yang bertuliskan "Kami Tidak Butuh Dewan Perampok Rakyat."