Pakar Komunikasi politik, Hendri Satrio mengaku deg-degan saat membicarakan temuan transaksi janggal Rp349 triliun di lingkup Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Hendri Satrio menilai bahwa panitia khusus (pansus) untuk membuka kasus Rp349 triliun di Kemenkeu berpotensi memperoleh hasil tajam jika telah terbentuk, terlebih ketika pihak-pihak yang terkait berani.
"Pansus satu hal menurut saya dan itu memang bisa sangat tajam nanti hasilnya kalau memang berani (membuka kasus Rp349 triliun)," ucapnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube Metro TV, Jumat (24/3).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa saat berbicara mengenai kasus Rp349 triliun sekarang masih ada rasa deg-degan, tidak hanya untuk dirinya, tapi juga mantan Kabareskrim Polri Susno Duadji.
"Tidak seperti malam ini, agak deg-degan, contohnya Pak Susno aja juga jaga-jaga, di sini kan yang berani Pak Kurnia aja, nanti mudah-mudahan kalau Pansus juga lebih tajam," ujar Hendri.
Namun inti dari polemik skandal raksasa Kemenkeu tersebut adalah kepercayaan publik terhadap pemerintah mulai berkurang, dan hanya bisa dipulihkan dengan pengungkapan kasus.
"Tapi intinya begini, trust publik kepada pemerintah itu harusnya segera dipulihkan, dengan cara ini dibuka terang benderang transparan, tersangka itu wajib," ujarnya.
Dan seharusnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa marah, karena jumlah dana janggal di Kemenkeu tersebut bisa untuk menyelesaikan proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
"Tapi gini menurut saya, harusnya Pak Jokowi marah nih dengan angka 349 triliun enggak kelihatan, karena IKN dia beres nih kalau 349 triliun ini terbuka, kan IKN 400-an triliun tuh, minimal ada mendekatilah uangnya bisa membiayai IKN," tandasnya.